DKI Lanjutkan Proyek Pengolahan Sampah Kota di Sunter

Lalu lalang truk-truk sampah di Jakarta beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • Irwandi

VIVA.co.id – Pemerintah Provinsi Jakarta, akan merampungkan proyek teknologi pengolahan sampah dalam kota atau dikenal dengan Intermediate Treatment Facility (ITF) di kawasan Sunter, Jakarta Utara, yang sempat terbengkalai. Sesuai rencana awal, seharusnya proyek tersebut sudah bisa rampung pada 2012.

Pemprov Jakarta Bakal Kaji Wacana Kantin Sekolah Dipungut Pajak

Kepala Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan, pengerjaan proyek ITF dilanjutkan lagi, setelah diterbitkannya Undang-undang nomor 18 tahun 2016, tentang percepatan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) yang diterapkan di ibu kota dan enam kota besar lainnya. 

Pemerintah DKI Jakarta juga menerbitkan Peraturan Gubernur (Pergub) nomor 5 tahun 2016 tentang pembangunan pengelolaan sampah di dalam kota

Dinas Pertamanan Temukan Penebangan Pohon di Menteng Diduga Tanpa Izin

"Sebenarnya boleh dikatakan kita terlambat membangun ITF bila dibandingkan negara maju seperti Jepang, Eropa, dan Korea. Kota sangat terlambat, tiga sampai empat tahun lalu harusnya kita sudah mulai," kata Isnawa di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat, 16 Desember 2016.

Menurut Isnawa, pengerjaan proyek itu terlambat lantaran proses lelang yang pertama kali dilakukan pada 2011, tidak memberikan hasil baik. Sehingga proyek secara mandiri pun gagal dilanjutkan.

Dukung Perombakan Pejabat di Lingkungan Pemprov DKI, Pengamat: Tingkatkan Sinergitas Antar Birokrasi Dari DKI ke DKJ

"Kita tahu ada namanya lelang Sunter tapi akhirnya dibatalkan. Memang rekomendasinya ada ketidak konsistenan dalam metode pemilihannya," kata Isnawa.

Namun, setelah aturan percepatan pembangunan PLTSa diterbitkan, akhirnya PT Jakarta Propertindo (Jakpro) sebagai perusahaan BUMD DKI melakukan kerja sama dengan Fortum Finland, sebuah perusahaan milik pemerintah Finlandia.

Menurutnya, Fortum Finland telah menangani persoalan sampah di 30 negara di Eropa dan Asia. Fortum Finland juga menyanggupi perampungan proyek ITF Sunter pada 2019 mendatang.

"Saya yakin apa yang sudah dipilih Jakpro kerja sama dengan Fortum Finland ini tentunya sudah melalui proses pemilihan teknologi sangat ketat," ujarnya.

Sementara itu, Presiden Direktur Jakpro Satya Heragandhi mengatakan bahwa ITF Sunter nantinya akan menjadi sistem pengolahan sampah dalam kota yang dibangun pertama kali di kota Jakarta.

"Kami mendapat mitra strategis Fortum dari Finlandia untuk pengerjaan proyek penugasan ITF Sunter dengan kapasitas pengolahan sampah cukup besar sekitar 2.000-2.200 ton per hari," kata Satya di tempat yang sama.

Selain pengolahan sampah, lTF Sunter akan mampu menghasilkan energi listrik dengan kapasitas sebesar 40 megawatt (MW). 

"Pengolahan sampah dalam kota Jakarta ini merupakan proyek pengolahan sampah pertama kali di Kota Jakarta dengan menelan investasi US$220 juta atau sekitar Rp3 triliun. Kami bangun dengan pola investasi BOT (build operated transfer) selama 25 tahun," ujarnya.

Lanjut Isnawa, Fortum Findlnd merupakan satu dari 250 perusahaan yang mengajukan proposal untuk kelanjutan teknologi ITF. Dengan jaminan teknologi yang mampu mengolah sampah hingga 2.200 ton per hari dan menghasilkan energi listrik sebesar 40 MW untuk kebutuhan Indonesia.

"Perusahaan Waste to Energy (WTE) yang mempunyai teknologi bagus masuk ke Jakarta, akhirnya terpilihlah Fortum Finland," ujar Isnawa.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya