Kompleks Istana Tak Dibuka Saat Pergantian Jaga Paspampres
- VIVA.co.id / Renne Kawilarang
VIVA.co.id – Pergantian jaga Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) menjadi celah masuk bagi tiga pelaku yang berencana meledakkan bom di Istana Negara, Jakarta, hari ini, Minggu, 11 Desember 2016. Momen ini memang selalu ditunggu-tunggu masyarakat. Karena saat pergantian ini, masyarakat bisa masuk ke restricted area atau area terbatas yang biasanya steril.
Proses serah terima jaga Paspampres ini biasanya dibuka untuk umum setiap minggu pertama setiap bulannya. Banyak masyarakat merasa senang dengan proses pergantian jaga ini. Selain baris-berbaris, beragam atraksi kadang ditampilkan. Karena itu, masyarakat yang ingin melihat proses ini terus bertambah jumlahnya. Warga yang berolahraga, selalu mengakhiri kegiatan mereka untuk menonton proses pergantian jaga ini.
Tapi hari ini, karena ada ancaman yang menyebutkan bahwa bom seberat 3 kg yang ditemukan di Bekasi, Jawa Barat, akan diledakkan di Istana, proses pergantian jaga sepertinya ditiadakan atau tidak dibuka untuk umum.
Juru bicara Presiden Joko Widodo, Johan Budi Sapto Prabowo, mengapresiasi kesigapan polisi menggagalkan rencana aksi teror bom yang juga akan diledakkan di kompleks Istana, pada pergantian giliran jaga Pasukan Pengamanan Presiden pada Minggu, 11 Desember 2016.
"Ancaman laten terorisme masih ada, perlu kita apresiasi Polri yang tanggap sebelum peristiwa terjadi," kata Johan Budi.
Johan mengatakan bahwa objek-objek vital negara saat ini perlu dijaga lebih ketat. "Istana sudah ada protapnya, namun peningkatan pengamanan perlu, saya kira," kata dia.
Sebelumnya, kepolisian mengatakan masih mendalami objek vital yang disasar oleh terduga teroris. Disebutkan lebih awal bahwa pelaku menyasar bagian gerbang depan kompleks Istana Kepresidenan.