Mahasiswa Unjuk Rasa, Ini Reaksi Tokoh Papua
- VIVA.co.id/ Anwar Sadat
VIVA.co.id – Sejumlah tokoh masyarakat Papua menyayangkan aksi unjuk rasa dari Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) yang menuntut kemerdekaan Papua, di Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, hari ini.
"Kami berpesan kepada seluruh generasi muda Papua, NKRI itu adalah harga mati yang harus dipertahankan. Janganlah kalian ambil keputusan untuk keluar dari NKRI," kata Nico Yarangga, mantan pejuang Trikora, saat konferensi pers, di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis, 1 Desember 2016.
Menurut Nico, pihaknya dan segenap tokoh Papua yang dulu pernah berjuang merebut Papua dari tangan Belanda tidak setuju jika Papua memisahkan diri.
"Saat ini Indonesia sudah memberikan kesempatan kepada anak-anak kami untuk sekolah dan kuliah, untuk nantinya dapat membangun Papua lebih maju lagi. Kami tidak sependapat dengan sikap politik mereka yang ingin lepas dari NKRI," ujarnya.
Nico mengatakan, saat ini generasi muda yang melakukan unjuk rasa tersebut perlu diberikan pemahaman yang lebih baik. Sebab, memisahkan diri dari Indonesia bukan berarti Papua akan jadi lebih baik.
Menurut Nico, salah satu alasan mereka melakukan unjuk rasa yaitu karena pembangunan di Papua tidak seperti di provinsi lainnya. Pembangunan di pelosok Papua seakan dianaktirikan.
"Hal itu yang kadang menimbulkan kecemburuan bagi rakyat Papua. Tapi sekarang sudah sedikit berubah. Alhamdulillah, puji Tuhan dengan pemerintah yang sekarang pembangunan sudah mulai dilakukan di Papua," ujarnya.
Dalam konferensi pers itu, turut hadir Tomi Albertus dari Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan TNI/Polri Indonesia (FKPPI) asal Papua dan Moytuer Boymasa, salah satu mahasiswa Papua di Jakarta.
Konferensi pers digelar untuk menyikapi aksi unjuk rasa yang dilakukan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP), Kamis, 1 Desember 2016. Aksi dilakukan untuk memperingati ulang tahun Organisasi Papua Merdeka, sebelumnya ditulis ulang tahun Papua Barat, setiap tanggal 1 Desember.