Arifin Ilham Jamin Tak Ada Makar, Hanya Tuntut Keadilan

Tabligh Akbar di Masjid Al Ikhlas, Polresta Depok, Jawa Barat.
Sumber :
  • Zahrul Darmawan

VIVA.co.id – Ustaz Arifin Ilham menegaskan, tidak benar bila ada ada rencana menggulingkan pemerintah atau makar dalam aksi damai yang rencananya bakal berlangsung pada tanggal 25 November dan 2 Desember 2016. Karena itu, dalam aksi damai ini yang perlu diwaspadai adalah adanya penumpang-penumpang gelap yang mengancam keutuhan NKRI.  

Marak Kasus Penistaan Agama di Pakistan, Perempuan Muda Divonis Mati

“Setahu para ulama tidak (makar). Mungkin yang lain, penumpang yang lain. Nah itulah yang harus ditindak. Penumpang-penumpang gelap, provokator yang ingin mengacaukan dan merusak keutuhan NKRI,” katanya usai menghadiri Tabligh Akbar di Masjid Al Ikhlas, Polresta Depok, Jawa Barat, Selasa, 22 November 2016. 

Terkait aksi ini, Arifin Ilham memastikan ia tidak akan ikut turun ke jalan dalam aksi damai tersebut. Meski menyadari bahwa aksi ini untuk mengawal kasus dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama, tapi Arifin Ilham lebih setuju bila digelar di masjid atau di Monas.

Ferdinand Hutahaean Tulis Surat Permohonan Maaf dari Penjara

“Kalau di jalan Arifin tidak turun, tapi kalau di masjid atau di Monas Arifin ajak jemaah zikir turun. Agar tertib damai dan itu sumber damai kalau sudah begitu,” katanya.

Terkait aksi yang digelar dengan salat Jumat berjamaah di Jalan Thamrin, Arifin mengakui sampai saat ini ia masih menunggu keputusan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Namun begitu, dia meminta aksi nanti tidak dilakukan di jalan karena akan mengganggu masyarakat.

Hehamahua Khawatir Ferdinand Cuma Tumbal, Rofi'i: Suudzon

“Saya berharap aksinya tidak di jalan, ayo kita mulai dari masjid. Salat di jalan, kita tunggu keputusan dari MUI, sepertinya MUI juga akan memilih masjid dan tidak di jalanan. Insya Allah ini aksi damai,” ujarnya.

Keyakinan Arifin terkait aksi tersebut akan berjalan damai lantaran tidak akan ada orasi ada hanya ibadah dan menuntut pemenuhan rasa keadilan terkait kasus penistaan agama oleh Ahok.

“Jauh dari anarkis karena tidak ada orasi, tidak ada yel-yel, yang ada hanya zikir, doa, mauli dan dan istigasah. Tidak ada tokoh-tokoh politik tampil, orasi tidak ada. Hanya salat, mendengarkan bacaan maulid, zikir dan doa,” katanya.

Lebih lanjut ia menegaskan, aksi damai yang akan berlangsung dengan satu tujuan, yakni menuntut rasa keadilan terhadap kasus yang menjerat Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

“Tujuanya sama kok, aksi damai itu memenuhi rasa keadilan. Seperti yang sebelumnya, ditangkap. Tapi betapapun itu, kita harus hormati polisi karena telah melakukan tindakan yang luar biasa,” ujarnya.

Terkait kasus dugaan penistaan agama, Arifin pun yakin Ahok tidak akan bisa lepas dari jerat hukum. Dalam persindangan nanti, justru akan terbuka bahwa Ahok pantas dipenjara.

“Bapak Ahok tidak akan bisa lepas dari jerat hukum sampai di penjara. Karena semua ahli, maka di pengadilan nanti malah semakin terbuka bahwa Ahok pantas dipenjara,” katanya.

Di tempat yang sama, Wakil Wali Kota Depok Pradi Supriatna berharap, warga Depok yang berniat mengikuti aksi damai tidak mudah terpancing provokasi.

“Kita jaga nama baik Kota Depok, dan kalau ada upaya-upaya lebih baik menghindar. Kalau memang ada provokasi mohon ditindak tegas," kata Pradi.
 

Terdakwa kasus penistaan agama M Kace menjalani persidangan pembacaan tuntutan

M Kece Dituntut 10 Tahun Penjara

Jaksa Penuntut Umum (JPU) menuntut hukuman 10 tahun penjara untuk terdakwa M Kece terkait kasus penistaan agama.

img_title
VIVA.co.id
24 Februari 2022