Elektabilitas Ahok Tinggal 10 Persen, Penjelasan LSI
- VIVA.co.id / Danar Dono
VIVA.co.id – Lingkaran Suvei Indonesia merilis hasil survei elektabilitas Basuki Tjahaja Purnama, atau Ahok terus menurun. Survei terbaru menunjukkan bahwa elektabilitas pasangan Ahok-Djarot tinggal 10,6 persen.
Peneliti LSI, Ardian Sopa menjelaskan, ada beberapa alasan mengapa pendukung meninggalkan Ahok. Dia menyebut, LSI menemukan ada lima alasan mereka meninggalkan Ahok. Di antaranya, pertama, efek dari kasus dugaan penistaan agama, yang diduga dilakukan oleh Ahok, atau efek surat Al Maidah.
"Pertama, efek surat Al Maidah. Sejak menjadi viral, video pidato Ahok di Kepuluan Seribu, yang menafsirkan surat Al Maidah ayat 51, memunculkan kontroversi dan dugaan penistaan agama Islam. Kontroversi dan protes sebagian besar umat Islam tersebut, berujung aksi demo besar-besaran sebanyak dua kali yang menuntut Ahok diperiksa dan diadili," terang Ardian di kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat 18 November 2016.
Tidak hanya itu, alasan kedua, menurut LSI, karena tingkat kesukaan Ahok makin turun. Hal itu, karena berbagai alasan. Ardian menjelaskan, di survei Maret 2016, tingkat kesukaan Ahok masih sebesar 71,3 persen. Sedangkan di Juli, 68,9 persen, kemudian di Oktober 2016, tingkat kesukaan sebesar 58,2 persen. Dan saat ini, di survei November, tingkat kesukaan Ahok sudah di bawah 50 persen, yaitu sebesar 48,30 persen.
"Ketiga, khawatir Jakarta di bawah Ahok penuh gejolak sosial," ujarnya.
Sehingga, lanjut Ardian, keempat, Agus dan Anies semakin menjadi pilihan untuk Jakarta yang stabil. Kedua pasangan itu dianggap mampu untuk menampilkan minimal citra damai, yang akan membuat Jakarta lebih stabil, kerana tidak adanya penolakan. Selain itu, gaya masing-masing calon itu dikenal ramah, santun, menjanjikan Jakarta yang lebih stabil.
"Kelima, citra buruk status tersangka (Ahok)," ucapnya.
Ini merupakan kali pertama rilis survei yang menempatkan Ahok-Djarot tidak di posisi puncak. Penurunan yang sangat tajam itu menempatkan Ahok-Djarot sebagai juru kunci di bawah dua penantangnya, Agus-Slyvi dan Anies-Sandi.
Anies memimpin dengan perolehan 31,90 persen disusul Agus dengan 30,90 persen. Ahok sebagai juru kunci dengan 10,6 persen. Sementara itu, 26,60 persen belum menentukan pilihan.
Pengumpulan data survei itu berlangsung sejak 31 Oktober 2016 hingga 5 November 2016, dengan jumlah responden 440 responden, dengan wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner.
Survei ini menggunakan metode sampling Multistage random sampling dengan margin of error plus minus 4,8 persen.
Sedangkan dalam survei LSI yang dirilis 10 November lalu, Ahok-Djarot masih diangka 24,60 persen. Sementara itu, Agus-Sylvi mendapat 20,90 persen, disusul Anies-Sandi yang meraup 20,00 persen. (asp)