Terjaring Operasi Zebra, Pria Ini Bersikukuh Tak Salah

Seorang pengendara terjaring Operasi Zebra 2016 di pertigaan Galur, Jakarta Pusat.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Foe Peace Simbolon

VIVA.co.id – Polisi lalu lintas merazia sejumlah pengendara yang melanggar aturan lalu lintas pada hari kedua Operasi Zebra Jaya 2016, Kamis, 17 November 2016. Razia dilakukan antara lain di pertigaan Galur, Senen, Jakarta Pusat.

5 Pelanggaran Jadi Target Operasi Zebra Jaya 2020

Pantauan VIVA.co.id di pertigaan Galur, Senen, Jakarta Pusat, terlihat masih banyak pengendara yang didominasi roda dua melawan arus di sana. Aparat kepolisian memberhentikan mereka.
 
Salah satu pengendara roda dua yang ditilang yaitu Bangun Sitompul. Ia ditilang karena melawan arus menyeberang dari arah Galur menuju Kemayoran. Tidak ada rambu di sana yang membolehkan pengendara untuk langsung menyeberang dari arah Galur menuju Kemayoran. 

Bangun sempat tidak terima karena ditilang dan diambil Surat Izin Mengemudi (SIM)nya. Dia bersikeras tidak melanggar lalu lintas. "Saya dari tahun 83 lewat sini. Kenapa baru sekarang ditilang?" ujar  Bangun di lokasi, Kamis, 17 November 2016.

Polda Metro Gelar Operasi Zebra, 3 Pelanggaran Ini Jadi Sasaran Tilang

Mendengar hal itu, anggota Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Metro Jakarta Pusat Bripka Adi Sutiadi menjelaskan alasan menilang Bangun. Adi menjelaskan, apa yang dilakukan Bangun, yakni melawan arus dapat membahayakan pengendara lain yang melintas di sana. "Dia menganggap dirinya benar terlalu sering di sini (melawan arus) selama ini selalu bebas (melawan arus)," ujar Adi.

Meski telah dijelaskan, Bangun menolak ditilang. Bahkan, dia sempat menantang Adi untuk menunjukkan letak kesalahannya di lokasi tersebut. Hal itu menjadi tontonan warga sekitar. Apalagi Bangun berteriak meminta ditunjukkan letak kesalahannya. "Mana coba saya salah di mana Pak?" tanya Bangun kepada Adi.

Cara Aman untuk Pesepeda dan Pengendara Kendaraan Bermotor di Jalanan

Anggota polisi yang lain menjelaskan kembali kepada Bangun di mana letak kesalahannya. Setelah lama berbincang, akhirnya Bangun menerima ditilang. Dengan wajah yang kesal, Bangun meninggalkan lokasi razia.

"Jadi memang ada pelanggarannya, tidak boleh menyeberang ke sini (Kemayoran dari Galur) lawan arus itu. Tadi masih ada 10 pengendara yang lawan arus, satu bapak ini kami tangkap, ada yang kabur," ujar Adi.

Selain banyak pengendara yang melawan arus, banyak juga pengendara sepeda motor yang tidak memakai helm, sepeda motornya tidak memiliki spion, pelat nomornya tidak lengkap. 

 

Ilustrasi traffic cone

Mirip Topi Penyihir, Ini Sejarah dan Fungsi Utama Traffic Cone

Traffic cone atau kerucut lalu lintas merupakan alat pengendali dan pengaman lalu lintas untuk contra flow, pekerjaan jalan dan bencana alam.

img_title
VIVA.co.id
28 September 2021