Elektabilitas Tergerus Kasus Al Maidah, Tamatkah Ahok
- Anwar Sadat
VIVA.co.id – Lingkaran Survei Indonesia (LSI) kembali melakukan survei terkait elektabilitas seluruh pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta untuk Pilkada DKI 2017. Dari hasil survei yang diberi tema ‘Tamatkan Ahok: Surat Al Maidah dan Efek Elektoralnya’ tersebut, elektabilitas Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok terus merosot.
Menurut peneliti dari LSI, Adjie Alfaraby, saat ini atau pada November 2016, elektabilitas Ahok sudah berada di bawah 30 persen. Angka persisnya adalah 24,6 persen. Elektabilitas Ahok turun 6,8 persen dari survei yang sama di bulan Oktober 2016 yang berada pada angka 31,4 persen.
"Elektabilitas Ahok turun 34,7 persen jika dibanding survei pada Maret 2016 yang memiliki elektabilitas 59,3 persen. Kasus dugaan penistaan agama (Kasus Al Maidah 51) adalah salah satu faktor utama turunnya suara Ahok di November 2016," kata Adjie di kantor LSI di Graha Dua Rajawali, Jalan Pemuda, Jakarta Timur, Kamis, 10 November 2016.
Adjie menambahkan, jika Pilkada DKl Jakarta dilaksanakan pada saat survei dilakukan, ketiga kandidat bersaing ketat dalam margin of error suver. Pasangan Ahok-Djarot memperoleh dukungan sebesar 24,6 persen. Pasangan Agus Yudhoyono-Sylviana memperoleh dukungan 20,9 persen, dan pasangan Anies-Sandi memperoleh dukungan sebesar 20,0 persen.
"Sedangkan mereka yang menyatakan rahasia, tidak menjawab, dan belum memutuskan justru lebih besar, dengan jumlah 34,5 persen," ujar Adjie
Adjie mengatakan, sejak survei ini dilakukan pada bulan Maret 2016 lalu, sampai November 2016, elektabilitas petahana semakin tergerus dan terus mengalami penurunan yang cukup signifikan. Jarak Ahok dengan Agus dan Anies sudah sangat tipis sekali.
"Saat ini memang selisih antara Pak Ahok dengan kandidat lain sudah sangat tipis, hanya kurang lebih 4-5 persen perbedaannya. Sehingga, dengan asumsi ini, pertarungan Pilkada DKI makin ketat," ujar Adjie
Perlu diketahui, LSI melakukan survei ini pada 31 Oktober sampai 5 November 2016 di Jakarta. Survei dilakukan secara tatap muka terhadap 440 responden. Responden dipilih dengan menggunakan metode multistage random sampling, dengan margin of error survei kurang lebih 4.8 persen. Survei ini dibiayai dengan dana sendiri oleh LSI dan dilengkapi pula dengan kualitatif riset (FDG/focus group discussion, media analisis, dan indepth interview).