Polisi Periksa 10 Orang yang Diduga Provokator Demo Istana

Kepala Polda Papua, Inspektur Jenderal Polisi Boy Rafly Amar.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Diza Liane Sahputri

VIVA.co.id – Aksi demonstrasi yang dilakukan pada hari Jumat, 4 November 2016, berakhir dengan beberapa tindakan anarkistis. Menurut pihak kepolisian, hal tersebut terjadi akibat adanya provokator yang memicu aksi ricuh sekitar pukul 19.00 WIB.

Prabowo-PM Lawrence Wong Prihatin dengan Kondisi Palestina dan Lebanon

"Setelah salat Isya, bentuk kekerasan dimulai saat ada laki-laki yang lempar botol. Ada 10 provokator yang saat ini diperiksa dari berbagai usia dan berlatar belakang dari luar daerah. Dilihat status hukumnya nanti dalam 1 kali 24 jam," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol. Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta, Sabtu, 5 November 2016.

Selain itu, Boy mengatakan, para provokator tersebut melakukan aksi untuk merusak barikade keamanan sehingga memicu massa untuk maju menerobos ke Istana sekitar pukul 19.30 WIB.

Prabowo Bahas Soal Stabilitas dan Perdamaian Kawasan dengan PM Lawrence Wong

"Ada security barrier kami dirusak, itu tidak dibenarkan. Oleh karena itu, langkah-langkah pembubaran dilakukan dengan gas air mata yang saat dilontarkan terdengar seperti suara ledakan, jadi bukan pakai senjata," ujar Boy.

Sayangnya, upaya pembubaran tersebut, kata dia, malah membuat situasi demo semakin memanas. Selain ricuh, terjadi pula perusakan kendaraan milik pemerintah dan TNI.  

Prabowo Terima Kunjungan PM Lawrence Wong di Istana Merdeka

"Ada 21 kendaraan dirusak, tiga di antaranya dibakar dan 18 dilempar batu dan rusak, termasuk kendaraan dari pejabat TNI," kata dia. (ase)

HMI Cabang Serang Banten melakukan aksi unjuk rasa di Mabes Polri

HMI Geruduk Mabes Polri, Soroti Netralitas Polda Banten di Pilkada

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Serang mendesak dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap netralitas Polda Banten pada proses Pilkada 2024.

img_title
VIVA.co.id
19 November 2024