Rektor Sesalkan Lambannya Pengungkapan Kematian Akseyna
VIVA.co.id – Misteri kematian Akseyna Ahad Dori alias Ace, mahasiswa Universitas Indonesia(UI) yang ditemukan tewas mengapung di danau Kenanga Depok, 26 Maret 2015 silam belum juga terkuak.
M Anis, Rektor Universitas Indonesia, mengaku cukup risau dengan kasus itu. Karena itu segala langkah pun dilakukannya. Termasuk berkomunikasi dengan petinggi Polri.
"Kita bahkan sering telepon, bahkan saat Pak Badroedin Haiti (Mantan Kapolri) menghadiri anaknya yang wisuda waktu itu kita tanyain, katanya emang susah kasusnya dan sampai sekarang belum ada informasi lagi,” ujarnya Anis, Kamis, 27 Oktober 2016.
Kasus ini, lanjut Anis, telah menjadi beban tersendiri untuk UI. “Ya kita jadi korban, karena kita kehilangan anggota keluarga UI tapi kita dibilangnya enggak fokus, mau gimana lagi. Kita sudah teleponin lewat jalur atas tapi bilangnya belum,” katanya.
Anis pun berharap, polisi bisa menaruh atensi besar atas kasus ini sebab polisi-lah yang telah menyimpulkan kasus ini sebagai kasus pembunuhan.
“Iya kami menyesalkan itu, mestinya kepolisian punya prioritas dalam mengungkapnya, apa pun masalah-masalah yang terkait dengan kriminal apalagikan kepolisian telah menyimpulkan ini sebagai pembunuhan. Ya kalau pembunuhan harus dituntaskan karena ini jadi PR kita semua, dan ini juga jadi beban kita pada orangtua korban.”
Seperti diketahui, saat ditemukan tewas, polisi menemukan sejumlah kejanggalan atas kasus ini. Di antaranya, ditemukannya sejumlah batu berukuran sedang dan kecil serta sebuah payung di dalam tas Ace.
Tak hanya itu, polisi juga mendapati surat terakhir di kamar kostan Ace yang diyakini ditulis oleh dua karakter berbeda. Selain dua petunjuk tadi, masih ada beberapa petunjuk lainnya yang masih dalam penyidikan Polda Metro Jaya.