Cerita Ahok Adu Mulut dengan Ibu-ibu Soal BPJS
- Rintan P/VIVA.co.id
VIVA.co.id – Akhir-akhir ini Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, atau lebih dikenal dengan BPJS terus menjadi sorotan. Mulai dari denda yang dianggap merugikan, karena satu kartu yang tidak dibayar bisa membuat kartu lainnya tidak bisa digunakan, hingga persoalan lainnya, yang terkadang diperparah dengan pesan broadcast yang belum tentu terbukti kebenarannya.
Hal itu sudah pasti membuat citra BPJS sendiri di mata masyarakat mulai menurun, BPJS juga sering kali dianggap tidak maksimal dalam menjalankan tugasnya. Seperti yang terjadi saat Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama meresmikan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) di Semper, Jakarta Utara.
Pantauan VIVA.co.id, Sabtu 22 Oktober 2016, di tengah kata sambutannya, seorang ibu tiba-tiba berteriak mengatakan bahwa pengurusan BPJS-nya lama, dan membutuhkan waktu hingga empat bulan. Hal ini langsung membuat Ahok meninggikan suaranya.
Meski tak berlangsung lama, hal ini cukup membuat ramai peresmian RPTRA Semper, karena beberapa masyarakat lainnya mendukung pernyataan Ahok, dan menampis pernyataan ibu tersebut.
"Pak Ahok ini bagaimana BPJS saya emppat bulan belum jadi, nanti kalau Bapak jadi gubernur lagi tolong," teriak salah seorang ibu yang diketahui bernama Suryati tersebut dari sisi kanan panggung Ahok berdiri.
"Saya masih jadi gubernur sampai satu tahun ke depan," ujar Ahok berkelakar, "BPJS mana," tanya Ahok kemudian.
Keduanya pun sempat saling serang, yang kemudian Ahok meminta ibu tersebut mendengar penjelasannya terkait BPJS lama, dan solusi yang ditawarkannya.
"Yang saya butuhkan adalah ketika pegawai kami bermasalah, ibu lapor ke saya, saya tinggal pecat. Yang penting lapor. Makanya, saya tanya BPJS mana yang lambat," ujarnya
Dia pun memberikan contoh kejadian yang menyebabkan kartu Jamsostek tidak bisa digunakan. "Ada kasus di Jakarta, banyak orang waktu itu sakit tidak mau kelas tiga karena ranjangnya 10. Lalu beli kelas satu atau dua, setelah sehat dia tidak bayar. Begitu tidak bayar, BPJS tidak kasih kelas tiga dari kami,"ujarnya menegaskan.
"Jangan membuat kesan ke orang, jangan sembarang ngadu, karena saya tidak tahu ada calo tidak, karena banyak BPJS melalui calo. Kalau melalui calo, kami coret." Jawaban Ahok ini mendapat persetujuan dari mayoritas penduduk setempat, bahkan ada yang berteriak mengatakan," Betul Pak, dia kali calonya," teriak salah seorang warga.
Ahok pun menjelaskan, bahwa saat ini tidak ada masyarakat Jakarta yang membayar premi untuk kelas tiga, karena semua dibayar oleh pemerintah, khusus premi kelas tiga.
"Bayi baru lahir saja, BPJS langsung jadi," tutur Ahok. (asp)