- ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
VIVA.co.id – Bakal calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Salahuddin Uno, mengkritik pengamanan luar biasa kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Tebet, Jakarta Selatan, Jumat, 21 Oktober 2016. Ahok sebelumnya datang ke Tebet untuk meresmikan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA).
Sandi begitu dia disapa, yang kebetulan tengah berada di kawasan Tebet untuk menghadiri undangan Sekretariat Komunitas Jakarta Tersenyum (KJT), sempat terjebak macet karena ada pengamanan acara peresmian RPTRA.
Beberapa ruas jalan menuju Jalan Tebet Barat Raya ditutup sementara. Ratusan personel pengamanan gabungan dari Kepolisian, TNI dan Satpol PP juga diterjunkan untuk melakukan pengamanan lantaran adanya demo penolakan warga terhadap Ahok di Tebet.
Sandi yang hendak menghadiri undangan KJT untuk memberikan pelatihan kewirausahaan dan keuangan kepada para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), akhirnya telat sampai tujuan.
"Rupanya ada pengamanan yang luar biasa untuk Pak Ahok. Saya sama sekali enggak tahu. Saya kaget juga ada acara mewah di sini," kata Sandiaga Uno di sekretariat KJT, Jalan Tebet Barat Raya nomor 18, Tebet, Jakarta Selatan.
Sandi juga tidak tahu jika ada aksi demonstrasi penolakan terhadap peresmian RPTRA oleh Ahok. Namun, saat ditanya soal adanya aksi penolakan massa terhadap Ahok, Sandi menyebut hal tersebut merupakan reaksi masyarakat atas kebijakan yang tidak berpihak kepada wong cilik, sehingga menimbulkan reaksi yang seperti itu.
"Ya bedalah. Kan beliau kurang berpihak ya pada rakyat kecil. Kita di sini bisa lihat kan, saya di sini tanpa ada pengawalan, enggak ada sama sekali Satpol PP yang jumlahnya sampai ratusan tadi," ujarnya.
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu juga heran dengan sikap anggota Satpol PP yang dia temui di lokasi tersebut. Saat menghampiri seorang anggota Satpol PP yang namanya mirip dengannya, Sandi, untuk berjabat tangan, anggota Satpol PP itu bukannya mendekat, malah takut dan lari.
"Ada Satpol PP yang namanya Sandi juga, Sandi Yuda, saya bilang 'foto yuk', dia takut sekali, dia lari. Saya bilang enggak apa-apa, saya hanya ingin meyakinkan ke mereka, tahun depan Insya Allah pemimpin mereka ke depan ganti, mereka akan tetap diberdayakan untuk lebih disentuh hatinya dan memberdayakan mereka," tutur Sandi.
Menurut Sandi, kondisi ini menunjukkan betapa sebenarnya kehadiran Ahok menghadirkan ketakutan bagi masyarakat dan juga aparatur pemda. "Sampai saya mau salaman saja tadi mereka takut. Karena Pak Basuki ini menghadirkan fear ya, menghadirkan ketakutan yang dirasakan tidak hanya masyarakat, bahkan juga Satpol PP-nya sendiri," ucapnya.
Bila terpilih nanti, Sandi yang berpasangan dengan Anies Baswedan itu berjanji tidak akan memberlakukan pengamanan yang berlebihan seperti pengamanan terhadap Ahok.
"Enggak lah. Pak Presiden aja nyantai. Pak Jokowi aja nyantai banget. Saya kaget melihat pengamanan Pak Jokowi dan Pak Basuki (berbeda). Banyakan Pak Basuki, Pak Jokowi santai banget, ke kawinan santai, enggak terlalu bikin repot. Kasihan Pak Basuki ini," ujarnya.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Kapolres Metro Jakarta Selatan, Komisaris Besar Polisi Tubagus Ade Hidayat, untuk pengamanan peresmian RPTRA tersebut, Polres Metro Jakarta Selatan bersama Polsek menerjunkan sekitar 200 personel.
Tak hanya itu, pengamanan acara tersebut juga dibantu anggota TNI dan juga sekitar 200 personel Satpol PP dari Jakarta Selatan. "Pengamanan standar saja. Karena di tempat yang sama ada pemberitahuan unjuk rasa," kata Tubagus. (ase)