Murid Padepokan Satrio Aji Berlaku Aneh sebelum Dibunuh

Prarekonstruksi pembunuhan pengikut Padepokan Satrio Aji di kawasan Limo, Depok, Jawa Barat, pada Selasa, 11 Oktober 2016.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Zahrul Darmawan

VIVA.co.id - Shendy Eko Budianto memperlihatkan perilaku berbeda setelah sebulan masuk Padepokan Satrio Aji. Di mata Shendy, Anton Hardiyanto alias Aji adalah pria baik dan guru spiritual yang dipercaya memiliki kekuatan gaib.

Kronologi Anak Bunuh Bapak Gegara Tidak Diberi Uang Rp300 Ribu

“Sejak sebulan terakhir dia mulai berbeda dari biasanya. Beda banget, jadi lebih pendiam dan lebih senang menyendiri,” kata Widi, seorang rekan Shendy, saat ditemui di lokasi prarekonstruksi pembunuhan di kawasan Limo, Depok, Jawa Barat, pada Selasa, 11 Oktober 2016.

Shendy mengaku kepada Widi bahwa dia menjadi pengikut Padepokan Satrio Aji. Shendy menganggap Anton adalah gurunya. "Dia juga sempat minta kitab, katanya minta bantuan buat guru saya. Selebihnya saya enggak tahu lagi,” ujarnya.  

Ahli Forensik Bongkar Kejanggalan Bukti CCTV dalam Kasus Tewasnya Wayan Mirna Salihin

Widi pun berharap tersangka bisa mendapat ganjaran yang setimpal atas perbuatannya. “Kalau bisa dihukum mati sajalah.”

Shendy adalah salah satu korban yang dibunuh menggunakan racun sianida oleh Anton Hardiyanto alias Aji, pemimpin Padepokan Satrio Aji. Korban lain yang juga tewas di tangan sang dukun palsu adalah Ahmad Sanusi, rekan Shendy.

Jasad Wanita Tanpa Kepala Dibawa Keliling Bandara Soetta, Dibilang Pelaku Bingkisan Ikan Tuna

Ritual Jumat malam

Anton nekat menghabisi pengikutnya dengan motif ingin menguasai mobil dan uang para korban. Modusnya, tersangka merayu korban dengan iming-iming emas batangan secara gaib sebanyak satu kilogram. Namun untuk mendapatkan itu, korban diminta menyerahkan mahar berupa mobil dan sejumlah uang.

Tergiur dengan ucapan tersangka, kedua korban yang hanya sopir taksi berbasis aplikasi itu setuju hingga mereka diajak ke sebuah tempat di kawasan Kampung Serab. Mereka menjalani ritual pada Jumat malam, 30 September 2016. 

Di saat itulah tersangka menyuguhkan kopi yang telah dicampurkan potasium sianida hingga korban meregang nyawa di lokasi. Para korban kemudian dibuang di tempat berbeda.

Korban pertama, Ahmad Sanusi (20 tahun), warga Jalan Lubang Buaya, Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Jasadnya ditemukan dalam kondisi miring di dalam parit di Jalan Makam Kopo, Kelurahan Limo, Kecamatan Limo, Depok, pada Sabtu pagi, 1 Oktober 2016.

Korban kedua, Shendy Eko Budianto (29 tahun), warga Jalan Pencil, Desa Wuryorejo, Kecamatan Wonogiri, Jawa Tengah. Jasad Shendy ditemukan di dalam kali di Jalan Pertanian Raya, Kelurahan Grogol, Kecamatan Limo, Depok. Lokasi itu tak jauh dari tempat jasad Ahmad Sanusi ditemukan.

Polisi telah menetapkan dua orang tersangka, yakni Anton alias Aji dan Riyadi. Mereka diringkus dalam pelarian di Lampung. Penangkapan itu melibatkan Polda Banten, Polda Jawa Tengah, dan Polda Lampung. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya