Heboh Kedai Ramen 'Ranjang 69' di Depok
- VIVA/Zahrul Darmawan
VIVA.co.id – Salah satu rumah makan (kedai), di Depok, Jawa Barat, tengah menjadi sorotan di media sosial lantaran label rumah makannya yang bernama Ranjang 69 dituding berbau pornografi. Menanggapi hal itu, pengelola Ranjang 69 akhirnya angkat bicara.
Direktur Operasional Ranjang 69, Rizal mengaku kedai yang dia kelola di bilangan Depok, Jawa Barat ini sudah berjalan selama tiga tahun. Ia tak kaget ketika ada pihak-pihak yang mempersoalkan nama kedai Ranjang 69, sebab di beberapa cabang yang ada di kota sebelumnya, juga sering dipersoalkan.
"Ini adalah isu lama. Ranjang 69 tidak ada kaitannya dengan hal yang berbau porno meskipun sepintas konotasi pembaca kerap diidentikkan dengan hal itu (simbol hubungan seks)," kata Rizal, Jumat 16 September 2016.
Rizal ingat betul ketika pertama kali membuka kedai ini di Depok, dan langsung santer isu tersebut. "Saatnya kita buka suara karena terkait isu atau opini ini semakin besar dan selalu sepihak. Ya kalau tidak dari LSM atau dari pihak media sosial. Sementara dari pihak pelaku usaha kurang dikasih kesempatan," keluhnya.
Lebih lanjut Rizal menjelaskan, ketika bicara Ranjang 69 bukan bicara hal porno. Pasalnya, nama Ranjang 69 itu adalah kepanjangan dari Ramen Janggar. "Dan 69 itu adalah filosofi dari bisnis kami yang jungkir balik dalam dunia usaha. Filosofi dari setiap proses yang kita lalui," katanya.
Terhadap pihak yang mendesak ingin nama dari kedai ini diganti karena tidak sesuai syariat, Rizal pun berharap mereka bisa memberikan solusi bukan hanya kritik atau hanya sekedar desakan.
“Tapi kan ketika ditanya itu, mereka jawab 'itu bagian ente selaku pengusaha'. Ya kemudian saya jawab, ya sudah kalau begitu percayakanlah ke kami, karena memang kita tidak ada maksud apa-apa. Itu (69) hanya bagian dari orang-orang yang memang punya image yang lebih. Yang kita jual bukan hanya nama atau sensasi, tapi kita jual produk, jual service," tegasnya.
Di tempat yang sama, Izka, pemilik Ramen Janggar 69, menambahkan kedainya itu telah memiliki 12 cabang. Kedainya di Pandeglang juga sempat diterpa isu serupa.
"Kalau di kota-kota lain cenderung lebih aman, tapi ada juga sempat ramai di Pandeglang. Tapi di sana, tokoh-tokohnya datang kita diskusi, dan akhirnya dicarikan solusi yakni ‘Ranjang’-nya diganti jadi Ramen Janggar," katanya pria yang sebelumnya berprofesi sebagai wartawan tersebut.
Lebih lanjut Izka mengaku, selain makna dari jungkir baliknya proses usaha yang ia geluti, makna 69 sendiri juga memiliki arti besar bagi kehidupannya. "Saya ini kembar, nah saya rasa angka ini juga mewakili kehidupan saya," ujarnya.
Saat ini, lanjut Izka, sedikitnya ada 50 pelanggan per hari yang datang ke kedai yang berlokasi di kawasan Akses UI Kelapa Dua Depok tersebut . "Berapa omzet kami, itu rahasia dapur dong," katanya sambil tertawa.