VlVA.co.id - Lembaga survei Poltracking lndonesia mencatat sosok Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi kandidat kuat untuk terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta dalam pilkada tahun 2017.
Kendati demikian, sosok Ahok disebut masih dapat dikalahkan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini alias Risma, jika dia jadi diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
"Jika Tri Rismaharini maju di Pilkada DKI Jakarta, maka ia berpotensi besar menjadi lawan sangat berat petahana, bahkan berpotensi besar mengalahkan," kata Direktur Eksekutif dan Riset Poltracking lndonesia, Hanta Yuda, saat memaparkan hasil surveinya di Jakarta pada Kamis, 15 September 2016.
Hanta menyebut sedikitnya lima nama yang sering disebut akan terlibat dalam Pilkada DKI, yang kemudian dijadikan simulasi. Kelima nama itu, yakni, Ahok, Risma, Anies Baswedan, Sandiaga Uno, dan Yusril Ihza Mahendra.
Hasil survei mencatat bahwa Ahok unggul dalam sejumlah hal: popularitas, akseptabilitas, dan elektabilitas. Namun, Ahok selalu ditempel ketat oleh Risma. Bahkan dalam tingkat akseptabilitas atau tingkat kesukaan, Ahok dan Risma meraih angka yang sama dengan 64 persen.
Hanta juga menyebut bahwa lembaganya juga melakukan simulasi satu lawan satu dalam survei itu. Hasilnya, hanya Risma yang mampu mendekati Ahok.
Ahok disebut mendapat perolehan 44,10 persen jika langsung berhadapan dengan Risma yang mendapat 33,85 persen.
Bahkan, dalam simulasi pasangan, jika Risma berpasangan dengan Sandiaga Uno, bisa mendapat perolehan 37,95 persen, mengalahkan pasangan Ahok dan Heru Budi Hartono dengan 35,64 persen.
"Jika Tri Rismaharini tidak jadi maju di Pilkada DKI Jakarta, maka dua nama yang sangat potensial bisa mengalahkan Ahok, yakni Sandiaga Uni dan Anies Baswedan," ujar Hanta.
Survei Poltracking lndonesia itu dilaksanakan pada 6 sampai 9 September 2016 dengan menggunakan metode multi-stage random sampling. Responden yang dilibatkan survei ini sebanyak 400 orang dengan tingkat kesalahan (margin of error) +/- 4,95 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. (ase)