Gedung Sekolah Roboh, SD di Depok Sulit Dapatkan Siswa
- VIVA.co.id/Zahrul Darmawan
VIVA.co.id – Sudah lebih dari enam bulan bangunan Cilodong Depok Jawa Barat roboh. Akibatnya, selain menurunkan semangat belajar siswa ternyata membuat berkurangnya jumlah siswa di sekolah tersebut.
Nasir Ibrahim, guru setempat mengaku saat ini sebagian siswa mereka kini terpaksa menumpang di SMPN 6 Cilodong untuk belajar mengajar. "Prestasi anak-anak jadi menurun karena sistem belajar yang kurang maksimal. Di sana (SMPN 6) itukan anak-anak masuknya sore, jadi kurang efektif untuk kegiatan belajar mengajar,” katanya.
Alhasil, tidak nyamannya proses belajar mengajar itu akhirnya berimbas pada menurunnya jumlah lulusan sekolah mereka yang bisa masuk ke SMP negeri. “Biasanya anak-anak kita bisa masuk SMP Negeri sampai 10 anak, tapi sekarang cuma satu anak. Dan ada 13 anak yang memilih pindah sekolah dari sini karena kurang nyaman,” ujarnya menambahkan.
Bahkan, kata Nasir, dampak yang paling tidak mengenakkan adalah minimnya jumlah siswa baru yang mendaftar ke sekolah mereka. Jumlahnya menurun drastis. “Biasanya tahun ajaran baru kita siapkan dua kelas tapi sekarang cuma satu kelas, jumlahnya menurun drastis,” kata Nasir.
Sejauh ini, Nasir menyebut telah ada komitmen pemerintah setempat untuk membantu memperbaiki sekolah mereka. Namun demikian hal itu terkesan lamban dan telah menimbulkan dampak bagi sekolah mereka.
"Saya hanya bisa berharap pada Pemerintah Kota Depok agar lebih memperhatikan hal ini. Jangan sampai kejadian terulang dan tolong lebih cepat dalam merespons, karena kasihan anak-anak kita yang terkena dampaknya.”
Terpisah, anggota Komisi D DPRD Depok, Rezky M Noor menilai, saat ini pemerintah setempat belum memprioritaskan masalah pendidikan. Salah satu indikasinya adalah dengan lambannya respons untuk percepatan perbaikan dari SDN 6 Cilodong yang telah enam bulan roboh.
“Saya intip sih belum ada anggarannya. Ini kok lebih mentingin taman. Padahal sekolah-sekolah banyak yang kurang layak,” katanya.
Wakil Wali Kota Depok Pradi Supriatna membantah tudingan tersebut. “Kami sudah siapkan kok anggarannya tahun ini untuk pembangunan sekolah itu, kita tunggu saja,” katanya berdalih.
(mus)