Tiga Alasan Menko Luhut Lanjutkan Proyek Reklamasi
- VIVA.co.id/ Moh. Nadlir.
VIVA.co.id - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya, Luhut Binsar Panjaitan, menjelaskan alasan mendasar pemerintah melanjutkan proyek reklamasi di Teluk Jakarta. Ada tiga faktor yang diharapkan bisa terealisasi untuk kepentingan Ibu Kota.
Dia mengatakan, penurunan dataran tanah di Jakarta tiap tahun memerlukan sebuah tanggul raksasa (giant sea wall), yang kajian proyeknya sudah ada sejak era Orde Baru.
"Kepentingan nasional, DKI. Karena kalau tidak dilanjutkan, yang sudah dibuat dari jamannya Pak Harto (Presiden kedua RI, Soeharto) itu, Jakarta tiap tahun 7,5 centimeter (datarannya) turun. (Maka) itu giant sea wall-nya," ujar Luhut di kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu, 14 September 2016.
Luhut juga mengaku yakin tanggul raksasa dalam proyek reklamasi Teluk Jakarta itu mampu menjadi sumber air tambahan guna memenuhi kebutuhan air bagi masyarakat kota.
"Kedua, sumber air kita kurang. Kalau bendungan jadi, dari hasil penelitian dua meter di bawah itu air asin, sisanya di atas (permukaan) air itu yang bisa diproses jadi air minum. Empat puluh lima meter kubik per detik akan bisa dipompa dasarnya. Kira-kira (akan memenuhi) setara empat puluh persen kebutuhan air kita," ujarnya menambahkan.
Alasan ketiga, kata Luhut, tanggul raksasa dalam proyek reklamasi itu juga akan menahan luapan air laut (rob) agar tidak membanjiri kawasan pesisir pantai utara Jakarta.
"Ketiga, menghindari rob. Kalau orang tidak paham, ada pikir masalah lain, padahal ini masalah teknis profesional. Tidak ada alasan untuk tidak meneruskan," katanya.
Mengenai jaringan kabel listrik di sejumlah titik area reklamasi itu, Luhut mengaku sudah berkoordinasi dengan PLN untuk mengakomodasi masalah-masalah teknis. "Kalau ada masalah PLN, itu dikaji. Itu bisa rekayasa engineering. Temperatur air bisa dipertahankan antara tiga puluh sembilan sampai tiga puluh derajat," katanya.
(mus)