Mahasiswa Jakarta Tolak Reklamasi Pulau G Dilanjutkan
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
VIVA.co.id – Massa yang terdiri dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Negeri Jakarta, dan sejumlah masyarakat nelayan tradisional teluk Jakarta, melakukan aksi demonstrasi di depan Kementerian Koordinator Maritim dan Sumber Daya, di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, hari ini Selasa 13 September 2016.
Ketua BEM UI yang sekaligus koordinator aksi, Arya Adiansyah, mengatakan, aksi ini merupakan bentuk solidaritas mahasiswa dan masyarakat nelayan tradisional teluk Jakarta, yang menolak rencana Menko Maritim, Luhut Panjaitan, untuk melanjutkan reklamasi di Pulau G.
"Kami mendengar kabar bahwa Menko Luhut dan Ahok akan konferensi pers mengenai reklamasi teluk Jakarta di sini. Maka kami ingin Pak Menko Luhut agar bisa bertemu dengan kami dan masyarakat nelayan juga," ujar Arya saat ditemui di lokasi, Selasa, 13 September 2016.
Sebagai informasi konferensi pers, yang sedianya akan digelar pada siang tadi dan kemudian diundur sore ini pukul 17.30, akhirnya dibatalkan oleh Luhut.
Arya berharap, kedatangannya bersama mahasiswa dan masyarakat nelayan tradisional teluk Jakarta ini, bisa menemui Menko Luhut agar mereka bisa menyampaikan aspirasinya.
Dia menegaskan, upaya melanjutkan reklamasi Pulau G yang akan dilakukan oleh pemerintah, merupakan bentuk penindasan terhadap rakyat kecil terutama para nelayan tradisional, yang selama ini mencari penghidupan di teluk Jakarta tersebut.
"Kami ingin menyampaikan aspirasi dan tuntutan, agar setidaknya pemerintah bisa mendengarkan tuntutan kami untuk tidak melanjutkan reklamasi Pulau G tersebut," kata Arya.
"Kami menolak reklamasi teluk Jakarta, terutama dalam pernyataan Menko Luhut, yang mengatakan akan melanjutkan reklamasi Pulau G. Nah di sini yang kami tidak sepakat, karena menurut kami hal itu sama saja dengan menindas para nelayan di teluk Jakarta," tuturnya.
Dalam orasinya, Arya mengajak seluruh massa aksi untuk tetap berada di depan kantor Kemenko Maritim, sampai Menko Luhut bersedia menemui mereka dan mendengarkan aspirasinya. Arahan ini disambut oleh seluruh massa aksi, yang sebagian besar terdiri dari mahasiswa UI dan beberapa kampus lainnya yang ikut bergabung dalam aksi tersebut.