Terungkap, Fakta di Balik Perampokan Pondok Indah

Petugas polisi mencoba memasuki rumah yang menjadi korban perampokan dan penyanderaan di kawasan Pondok Indah
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id – Aparat Subdit Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya menangkap empat pelaku perampokan dan penyekapan di rumah mewah di Pondok Indah, Jakarta Selatan. Ada beberapa fakta yang terjadi di balik aksi perampokan itu.

Setelah Perampokan, Mantan Bos Exxon Masih Mengungsi

Kepala Subdit Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Polisi Hendy F Kurniawan mengungkapkan, empat tersangka dan seorang lainnya yang masuk Daftar Pencarian Orang (DPO), sudah merencanakan aksinya sejak dua hari sebelum kejadian.

Namun dalam aksi itu, hanya AJS dan S yang melakukan perampokan ke rumah Asep Sulaiman. Sedangkan tiga pelaku lainnya menunggu di mobil.

Ada Tembakaan Saat Eks Bos ExxonMobil Disekap Perampok

Pada Sabtu, 3 September 2016 sekitar pukul 05.30 WIB, tersangka AJS dan S mulai beraksi dengan cara melompati rumah korban. Usai masuk ke rumah korban, pelaku AJS menunggu di ruang fitness. Sementara pelaku S menunggu di pos satpam rumah tersebut.

Setelah pembantu rumah tangga (PRT) di rumah itu bangun dan membuka pintu ruang fitness, AJS langsung menyekap pembantu tersebut dan menodongkan senjata api.

Cari Senjata Api Tersangka, Polisi Geledah Rumah Korban

"Lalu AJS meminta kunci rumah kepada pembantu dan membukakan pintu. Selanjutnya kedua pelaku meminta kepada pembantu untuk menunjukkan kamar pemilik rumah," ujar Hendy kepada wartawan, di Mapolda Metro Jaya, Kamis, 8 September 2016.

Sampai di lantai dua rumah itu, pelaku meminta pembantu untuk mengetuk pintu kamar tidur. Lalu korban melihat dari jendela dan AJS langsung menodongkan senjata api ke arah korban, sambil mengatakan 'awas saya tembak'. Korban melawan dari dalam dan berteriak 'maling, maling'.

Kedua pelaku lantas mendobrak pintu kamar. Saat itu istri korban dan anaknya yang awalnya sembunyi di kamar mandi segera lari ke balkon dan berteriak 'maling, maling'.

AJS lalu menodongkan senjata api ke korban dan menyuruh keluarganya berkumpul. Kemudian pelaku meminta korban mengumpulkan seluruh dompet yang isinya 550 dolar Australia dan uang Rp3,3 juta. Telepon seluler korban dan keluarga juga dikumpulkan.

Selanjutnya, korban mengajak pelaku berbincang-bincang. Sampai akhirnya, sekitar pukul 09.30 WIB, para pelaku membuka Sebo atau penutup kepala dan mencium kaki korban dan kaki istri korban, sambil meminta maaf. Korban pura-pura memaafkannya.

Pelaku juga memijat kaki korban dan istrinya. Ketika para pelaku lengah, pembantu korban lari keluar rumah, sekitar pukul 10.00 WIB.

Namun, pelaku tak menyadari bahwa pembantu telah kabur. Mereka masih tetap di rumah itu. Bahkan, pada pukul 11.00 WIB, para pelaku makan bersama korban dan sekitar pukul 12.30 WIB, korban dan pelaku salat zuhur berjamaah. "Sekitar pukul 14.30 WIB, polisi datang untuk menyelamatkan korban dan menangkap para pelaku," katanya.

Kini, keempat pelaku sedang dalam pemeriksaan penyidik Polda Metro Jaya dan satu orang pelaku atas nama C masih diburu. Tersangka AJS dan S ditangkap di lokasi saat kejadian, Sabtu, 3 September 2016. Sementara dua pelaku lainnya, yaitu RH dan SAS ditangkap Rabu, 7 September 2016.

Sebelumnya diberitakan, perampokan dan penyekapan terjadi di rumah Asep Sulaiman, di Jalan Bukit Hijau 9, Pondok Indah, Jakarta Selatan, Sabtu, 3 September 2016. Asep diketahui merupakan mantan pejabat di  Exxonmobil. Sementara pelaku AJS mengaku pernah bekerja sebagai petugas keamanan di perusahaan itu. Bahkan, pelaku mengaku sempat menjadi pengawal korban selama lima bulan.

 

Pelaku penyanderan di Pondok Indah.

2016, Pencurian Kulit Kabel hingga Perampokan Pulomas

Pelaku masih menggunakan senjata untuk melumpuhkan korban.

img_title
VIVA.co.id
30 Desember 2016