Ahok Akui Rusun di Jakarta Kurang Cocok untuk Dihuni Balita
- VIVA.co.id/Fajar GM
VIVA.co.id – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengakui jika rumah-rumah susun (rusun) yang dibangun Pemerintah Provinsi DKI di Jakarta tidak dirancang untuk ditempati keluarga, apalagi keluarga yang memiliki balita.
Ahok, sapaan akrab Basuki, mengatakan hal ini, berkaca dari peristiwa jatuhnya seorang balita di rumah susun Rawa Bebek, Cakung, Jakarta Timur, Jumat kemarin, 2 September 2016. Muhammad Ilham, bayi berusia tiga tahun, terjatuh, karena badannya bisa melewati teralis unit hunian saat ia hendak mengambil botol susu yang tak sengaja ia jatuhkan.
"Kita akui rusun kita ini buat bujangan," ujar Ahok di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu, 3 September 2016.
Ahok mengatakan, karena tidak dirancang untuk keluarga dengan bayi, teralis tidak dirancang memiliki jarak sempit satu sama lain supaya tidak bisa dilewati badan bayi.
"Lubang (jarak antar teralis) masih kebesaran jadi harus kita perketat lagi," ujar Ahok.
Namun menurut Ahok, orangtua juga harus mampu mengawasi anak-anaknya dengan lebih ketat jika mereka tinggal di hunian bertingkat. Kasus jatuhnya bayi dari hunian tinggi tidak hanya terjadi di rusun. Apartemen yang merupakan tipe hunian yang lebih layak juga bisa menjadi tempat peristiwa serupa terjadi.
"Kita himbau agar orang-orang tua itu dilatih untuk jaga (anak-anaknya)," ujar Ahok.
Ahok mengatakan, peristiwa kemarin juga terjadi di rusun yang dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU Pera).
Menurutnya, rusun yang dibangun Pemerintah Provinsi DKI memiliki standar keamanan yang lebih baik agar peristiwa seperti itu tidak terjadi.
Ahok juga ikut berduka cita atas meninggalnya Ilham. Ia meminta Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI Arifin melakukan langkah tindak lanjut supaya peristiwa yang tidak diharapkan itu tidak pernah terjadi lagi di rusun-rusun lain di Jakarta.
"Saya sudah minta Pak Arifin untuk menindaklanjuti," ujar Ahok menegaskan.