Rawajati Digusur, Siswi SMA Ini Kerap Nangis Lihat Satpol PP
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id – Penggusuran permukiman di Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan mendatangkan kesedihan bagi warga di lokasi itu. Bahkan, Putri Farah, warga setempat sangat terpukul dengan kejadian itu. Siswi kelas XII IPS di SMAN 14 Jakarta itu menangis histeris akibat rumahnya dibongkar petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
Agus (45), ayah Putri, mengatakan sejak rumahnya digusur dan dihancurkan, anaknya menangis tanpa henti. "Dia sedihlah, rumahnya dihancurin. Sejak tadi nangis terus," kata Agus di lokasi, Kamis, 1 September 2016
Menurut Agus, Putri sangat tertekan. Sebab, jika menempati rumah susun (Rusun) Marunda, Putri harus pindah dari sekolahnya saat ini. "Kasihan, dia dulu udah belajar susah payah sampai masuk sekolah favorit saat ini, tapi malah harus pindah. Apalagi ke Jakarta Utara, bahaya banget nanti dia jalan sekolah banyak kontainer dan lain-lain. Saya kasihan sama anak saya," ujarnya.
Saat ini, menurut Agus, Putri diduga mengalami depresi yang cukup parah. Sebab, setiap melihat Satpol PP, dia menangis dan ketakutan. "Saya sudah tenangin anak saya. Saya harap pemerintah juga harusnya kirim psikolog anak, kirim dari pengajar sekolah biar anak saya juga paham dan tenang. Jadi kondisinya tak seperti ini," ujarnya.
Meski begitu, ia paham dengan keinginan pemerintah membangun kawasan Ibu Kota agar lebih indah. Tapi, kata dia, proses menuju keindahan itu mesti dilakukan dengan kajian mendalam. Proses penggusuran harus melibatkan banyak pihak, termasuk pihak yang berkompeten dengan pendidikan anak.
Kini, usai digusur, dia mendirikan tenda di pinggir jalan. Keluarganya masih bertahan sambil memikirkan tujuan selanjutnya.