Cara Dinkes DKI Cegah Virus Zika Menyebar di Jakarta
- REUTERS/Edgar Su
VIVA.co.id – Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta melakukan upaya pencegahan virus zika masuk ke Jakarta. Untuk itu, mereka bekerja sama dengan pengelola setiap pelabuhan dan bandar udara (bandara) di Jakarta.
"Kantor kesehatan di pelabuhan, di Bandara Soekarno-Hatta, Pelabuhan Tanjung Priok, sudah diingatkan (untuk mencegah penyebaran virus zika)," ujar Kepala Dinas Kesehatan DKI, Koesmedi Priharto di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis, 1 September 2016.
Koesmedi mengatakan, tindakan yang diambil adalah memantau orang yang ditemukan menunjukkan gejala terinfeksi. Gejala tersebut yaitu tubuh panas seperti terserang demam, kulit berbintik merah, sakit kepala, nyeri sendi, nyeri otot, dan ketahanan tubuh melemah. "Kalau ada yang panas maka dipantau selama 14 hari," ujar Koesmedi.
Untuk mengantisipasi virus itu, menurut Koesmedi, dimulai dengan melakukan pencegahan di lingkungan warga sendiri. Layaknya mencegah nyamuk demam berdarah, hal yang bisa dilakukan adalah memberantas sarang nyamuk.
Nyamuk aedes aegypti, penyebar demam berdarah, juga merupakan spesies penyebar virus zika. "Pencegahannya bukan dengan cara melakukan fogging (pengasapan)," ujar Koesmedi.
Koesmedi meminta masyarakat memastikan nyamuk aedes aegypti tidak memiliki kesempatan bersarang dan berkembang biak. Caranya, dengan meniadakan genangan air di lingkungan.
Selain itu, baju yang digantung dan berangkal juga bisa menjadi tempat nyamuk bersarang. Berangkal sebaiknya dikubur. Sementara baju lebih baik disimpan di wadah tertutup. "Jangan lupa juga hindari gigitan nyamuk antara pukul 09.00 WIB hingga 15.00 WIB," ujar Koesmedi.
Seperti diketahui, virus Zika telah mewabah di benua Amerika dan Karibia sejak akhir tahun lalu. Virus ini menyerang wanita hamil dengan risiko bayi lahir dengan kepala kecil dan otak yang tidak berkembang (mikrosepali). Wabah virus zika telah menyebar di Singapura, tetangga Indonesia, pada Agustus 2016.
(mus)