Nusron: Saya Emosi Kalau Bahas Soal Ini

Bus Transjakarta
Sumber :
  • VIVA.co.id/Hari Fauzan

VIVA.co.id – Ketua Tim Pemenangan Basuki Tjahja Purnama atau Ahok, Nusron Wahid, menyesalkan aksi kekerasan terhadap Andrew Budi Kusuma, yang diduga dipukul setelah sebelumnya diteriaki mirip Ahok.

Putra Ayu Azhari Jadi Korban Pemukulan, Pelaku Diduga Anak Artis

Nusron menyoroti, bahwa Indonesia ada beragam etnis dan agama. Termasuk di dalamnya adalah etnis China. "Membedakan justifikasi tentang ke-China-an orang berarti membedakan juga dengan ke-Jawa-an, ke-Batak-an maupun ke-Padang-an. Saya emosi kalau bahas soal ini," kata Nusron, di Istana Negara, Jakarta, Selasa, 30 Agustus 2016.

Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) ini mengatakan, Indonesia adalah majemuk. Baik dari agama, hingga etnis. Sehingga, tidak pas kalau masyarakat menjelek-jelekkan dengan membawa masalah Suku Agama dan Ras (SARA).

Anies Pamer Halte Baru Transjakarta usai Dibakar Pendemo Omnibus Law

"Karena itu adalah Sunnatullah Indonesia. Keniscayaan Indonesia. Yang namanya Bhineka Tunggal Ika, yang namanya Indonesia itu multiagama, multietnis, itu adalah Sunnatullah," kata mantan Ketua Umum GP Anshor itu.

Dengan kejadian Andrew itu, Nusron menilai masih ada problem di Indonesia terutama Jakarta, terkait dengan SARA. Di media sosial lainnya, Nusron juga melihat kejadian sama yang menyinggung masalah SARA. "Di Youtube mungkin bisa dilihat dan didengar statemen Bintang Pamungkas. Mungkin juga tokoh-tokoh yang lain mengenai masalah China dan macam-macam. Ini yang enggak boleh," ujarnya menjelaskan.

Anies Pastikan Halte Transjakarta Bundaran HI Beroperasi Senin Besok

Dia menyayangkan itu. Padahal, dalam aturan hukum juga sudah ada UU Antidiskriminasi. "Perjuangan kita tentang ke-Indonesia-an itu belum selesai. Itu juga yang salah satu alasan saya mau capek-capek urusin Ahok. Karena saya kepikiran dimensi ke-Indonesia-an itu." 

Sebelumnya, dikutip dari akun Facebook Andrew Budi Kusuma, Selasa, 30 Agustus 2016, Andrew menceritakan peristiwa terjadi Jumat, 26 Agustus 2016. Saat itu, Andrew naik Bus TransJakarta Koridor IX yang mengarah Pluit dari Halte Kuningan Barat pada pukul 20.30 WIB. Menurut Andrew, ada tiga sampai empat orang yang memakai baju batik naik bus yang sama dari Halte Semanggi. Kejadian pemukulan berlangsung saat bus melaju dari Halte Semanggi dan Halte JCC Senayan.

Andrew mengatakan, para pemukul sempat menyebutnya dengan nama panggilan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Ahok, sebelum memukulinya. "Saya baru saja mengalami musibah yang sial sekali. Saya baru saja dikeroyok oleh sekelompok orang sekitar 3-4 orang yang sebagian memakai baju batik dari halte semanggi dan diprovoke dengan hujatan 'Ahok Ahok, lu Ahok ya'," tulis Andrew.

Andrew melanjutkan, petugas on board TransJakarta tak memberinya bantuan saat ia dipukuli. Andrew menerangi petugas ketakutan atau mengantisipasi kejadian pemukulan adalah kerja sama antara dirinya dan pelaku. Menurut Andrew, ia diminta turun di halte JCC. Di halte yang berada di dekat Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) itu, ia dipukuli lagi. "Saya dipukul juga di Halte JCC," ujar Andrew.

Andrew mengatakan, dirinya telah mengantongi rekaman kamera CCTV pemukulan dirinya di Halte JCC dari PT Transportasi Jakarta. Andrew akan melakukan pelaporan ke Kepolisian Daerah Metro Jaya hari ini.  "Hari Selasa 30 Agustus akan membuat laporan ke pihak Polda," tulis Andrew.

(mus)

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Endra Zulpan

Kasus Pemukulan Imam Masjid di Bekasi Berujung Damai, Polisi: Pelaku Alami Gangguan Jiwa

Kasus pemukulan terhadap salah satu imam masjid di kawasan Jatiwaringin, Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat berakhir damai. Pelaku punya riwayat gangguan jiwa.

img_title
VIVA.co.id
3 Desember 2022