Misteri Jeritan Takbir Pratu Wahyudi Sebelum Tewas di Hutan
VIVA.co.id – Kematian Pratu Wahyudi, anggota TNI dari Detasemen Rudal (Denrudal) 004 Dumai, saat bertugas memadamkan api di Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau, menyisakan banyak misteri. Salah satunya tentang jeritan kalimat takbir yang diucapkan korban saat komunikasi terakhir dengan temannya.
Kepala Staf Intelijen Komando Resor Militer (Korem) 031 Wirabima Riau, Kolonel Infanteri Eko Prayitno menuturkan, Pratu Wahyudi ditugaskan ke lokasi kebakaran hutan Rokan Hilir bersama dua temannya dari kesatuan yang sama. Mereka mulai bertugas sejak 18 Agustus 2016.
"Saat itu, Pratu Wahyudi sudah menemukan air untuk pemadaman. Lalu, ia ingin melihat titik api yang jaraknya hanya 50 meter dari kawan-kawannya itu," kata Kolonel Inf Eko di rumah duka di Dusun Grumbul Malang, Desa Pupus, Kecamatan Lembeyan, Kabupaten Magetan, Kamis dini hari, 25 Agustus 2016.
Karena jarak pandang di lokasi sangat minim, akibat tertutup asap dari kebakaran lahan, Pratu Wahyudi terpisah dari dua temannya. Bahkan, saat dicari dan diteriaki kedua temannya, Pratu Wahyudi tak bisa ditemukan.
"Saat itu, asap sudah tebal, dan jarak pandang hanya 3 sampai 5 meter saja. Berkali-kali diteriaki tidak ada jawaban, lalu dicoba ditelepon, Pratu Wahyud menjawab bahwa posisinya berada di bawah pohon besar. Namun saat dicari, ia tidak ditemukan," ujar Eko.
Kedua teman Pratu Wahyudi terus berusaha mencari lokasi yang disebutkan korban dalam perbincangan di telepon. Tapi Pratu Wahyudi tak kunjung ditemukan.
"Lalu Pratu Wahyudi kembali ditelepon. Ia bilang bahwa posisinya sudah bergeser sekitar 75 meter dari pohon besar, dan berada di pohon sawit. Sekitar 50 orang mencari tetapi tetap tidak ditemukan," kata Eko melanjutkan.
Pencarian pun dilanjutkan kembali dengan mengikuti petunjuk yang diutarakan Pratu Wahyudi. Tapi, hasilnya sama saja, Pratu Wahyudi tak juga bisa ditemukan kedua temannya.
"Karena tidak ditemukan, Pratu Wahyudi kembali ditelepon, saat berbincang menanyakan lokasi, tiba-tiba Pratu Wahyudi berteriak Allahu Akbar..! Lalu telepon terputus. Pencarian pun tetap kami lakukan, namun saat itu sudah malam, sehingga ditunda," kata Eko Prayitno.
Pencarian pun semakin diperluas dan jumlah personel diperbanyak. "Kami lakukan pencarian hingga radius lima kilometer, dengan jumlah personel hingga ratusan orang karena ada tambahan dari Polri dan unsur lain," kata Eko kepada wartawan.
Selasa, 23 Agustus sekitar pukul 11.40 WIB, Pratu Wahyudi, akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dengan. "Bajunya terbakar, tubuhnya ada yang hangus," ujar Eko Prayitno.
Namun, menurut Kolonel Inf Eko, tak ada yang mengetahui apa yang menyebabkan Pratu Wahyudi tiba-tiba mengkumandangkan takbir.