Menristekdikti Telusuri Sejarah Yayasan Trisakti
- Bayu Nugraha
VIVA.co.id – Sengketa kepengurusan Universitas Trisakti masih berlanjut. Kericuhan terjadi lagi pada Rabu pagi, 24 Agustus 2016. Ratusan orang yang mengaku dibayar salah satu pihak ditangkap polisi, proses belajar terhenti.
Mahasiswa akhirnya menyegel gedung rektorat itu dilakukan hingga konflik internal diselesaikan oleh forum yang diselenggarakan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Petugas gabungan dari Polda Metro Jaya dan Polres Jakarta Barat masih melakukan penjagaan di lokasi.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Muhammad Natsir, mengatakan pihaknya sudah melakukan dialog dan mediasi agar konflik tersebut tidak terjadi berlarut-larut.
"Forum antara Kemenristekdikti dengan Trisakti dibentuk. Semua elemen akan kami libatkan untuk menyelesaikan masalah-masalah di Trisakti. Jangan sampai terjadi kegaduhan dan permasalahan serta proses ini harus berjalan dengan baik," ujar Natsir usai pertemuan dengan pihak yayasan dan mahasiswa di Universitas Trisakti, Jakarta Barat.
Dia meminta, kepada semua elemen yang terlibat dalam perselisihan ini dapat mewujudkan Universitas Trisakti sebagai tempat pendidikan yang sehat. Trisakti adalah aset negara dalam dunia pendidikan.
"Kalau ini aset negara, maka akan kita sampaikan ke Kemenkeu (Kementerian Keuangan) cara pengelolaan aset negara yang digunakan oleh swasta dan nanti ada mekanismenya. Tapi yang terpenting bagi saya, perguruan tinggi swasta harus diselenggarakan oleh badan penyelenggara, bisa perkumpulan atau yayasan. Maka yayasan inilah yang akan kami telusur sejak awal sampai terakhir supaya menjadi selesai," ujar Natsir.
Untuk permasalahan penunjukkan rektor, Natsir menuturkan, mekanisme dilakukan oleh Badan Penyelenggara dan bukan wewenang Kemenristekdikti.
"Rektor itu yang ditunjuk oleh badan penyelenggara. Bukan kami. Kami menyetujui siapa yang di tunjuk oleh yayasan itu. Ini kita telusuri terus," kata Natsir.
Mengenai bakal kosongnya jajaran kepengurusan internal Trisakti, dia pun tak ingin campur dan menyerahkan semuanya pada pihak yayasan.
"Kami tidak berhak menunjuk plt. Nanti dalam forum itulah yang menentukan. Forum itu segera dilakukan dan proses pembelajaran harus terus berjalan. Mulai minggu depan mulai dijadwalkan forum ini. Saya berharap semester baru sudah ada rektor baru yang disepakati," ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, konflik kepengurusan internal Universitas Trisakti terjadi pada Rabu, 24 Agustus 2016 pagi tadi. Kepengurusan rektorat yang baru terpilih menduduki dan ditentang oleh kepengurusan yang lama. Bahkan, dalam kericuhan ini ratusan preman diamankan oleh pihak kepolisian. (ase)
Â