Polisi Tangkap 75 Preman di Trisakti
- Bayu Nugraha
VIVA.co.id – Kericuhan akibat sengketa kepengurusan Universitas Trisakti, Jakarta Barat, kembali mencuat. Pagi tadi, pihak Yayasan Trisakti mendatangi kampus dan memaksa pihak universitas keluar dari kampus. Pihak Yayasan Trisakti sudah melantik rektor baru, Ir Edi Hamid, untuk menggantikan rektor dari Universitas Trisakti.
Terjadi kericuhan dalam upaya pengambilalihan kampus tersebut. Buntut dari kericuhan tersebut, Polda Metro Jaya dan Polres Jakarta menangkap sejumlah orang yang diduga bayaran. Selain itu, ratusan bambu runcing dan tongkat juga ditemukan di “kampus reformasi” tersebut.
"Ada 75 orang diamankan. Tadi ada informasi ada bambu runcing sama tongkat. Saya belum dapat informasi apakah diamankan juga apa tidak. Saat ini dikumpulin penyidik. Saat ini penyidik masih menyisir Trisakti," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Awi Setiyono, Rabu, 24 Agustus 2016.
Awi menuturkan, 75 orang tersebut dipastikan bukan merupakan mahasiswa Trisakti. Dari pendataan, mereka bukan mahasiswa dan didatangkan dari sejumlah daerah di Jakarta.
"Itu bukan mahasiswa, tapi orang dari luar. Ada dari Jatinegara 20 orang, Senayan 38 orang, Karet 6 orang. Bekasi 2 orang, dan Depok 7 orang," kata Awi.
Dari hasil interogasi awal, para pria yang diduga orang bayaran ini mengaku tidak tahu-menahu perihal masalah yang terjadi di Trisakti.
"Mereka rata-rata bilang ada yang telepon, disuruh datang ke Trisakti dan dibayar Rp150 ribu. Pada intinya, mereka diminta membantu untuk menjaga Trisakti. Yang telepon bilang kepada orang-orang tersebut 'saya menang nih masalah Trisakti, jaga Trisakti ya’," kata Awi.
Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Polisi Moechgiyarto, dan Menteri Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti), Muhammad Natsir, mendatangi Universitas Trisakti. Kedatangan keduanya guna menindaklanjuti adanya sengketa perihal pemilihan rektor di kampus itu. Keduanya tiba sekitar pukul 11.30 WIB dengan didampingi pejabat kepolisian wilayah Polda Metro Jaya.
Keduanya dan sejumlah pejabat dari pihak Universitas langsung memasuki ruang Kepresidenan Mahasiswa. Awak media pun hanya bisa menunggu di luar ruangan. Menurut informasi, di dalam ruangan tersebut dilakukan dialog dan mediasi perihal kericuhan yang terjadi tadi pagi.
Hingga saat ini pertemuan antara kepolisian, menteri dan pihak kampus masih berlangsung. Aktivitas di kampus ini terganggu dengan adanya konflik antara dua kubu tersebut.