Ahok: Kalau Gubernur Takut Ancaman, Bubar Saja Negara
- VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tak gentar dengan adanya isu penolakan warga terhadap kedatangannya saat akan meresmikan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) di rumah susun Cipinang Besar Selatan (Cibesel), Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa, 23 Agustus 2016.
Ahok, sapaan akrab Basuki, mengatakan Wali Kota Jakarta Timur, Bambang Musyawardana, sebelumnya sempat mewanti-wanti kedatangannya untuk meresmikan RPTRA yang dibangun dengan dana tanggung jawab sosial perusahaan PT. Agung Podomoro Land, Tbk.
Namun, Ahok mengaku tak peduli jika Bambang menyebut situasi di sekitar lokasi peresmian RPTRA ke-58 sepanjang tahun 2015 - 2016 itu tidak kondusif. Ahok menghitung dirinya sudah empat kali mendapat ancaman keamanan saat akan meresmikan RPTRA.
Ahok mengatakan, pejabat pemerintahan seperti dirinya tak pantas takut dengan adanya ancaman dari sekelompok warga. Hal itu, menurut Ahok, akan membuat pemerintah kalah dari oknum warga.
"Saya kan bukan Ahok, saya Gubernur. Kalau kita, Gubernur, pemerintah, harus takut dengan ancaman seperti itu, ya bubar saja negara," ujar Ahok di lokasi peresmian.
Ahok mengatakan, peresmian RPTRA adalah perwujudan pelaksanaan tugasnya dalam menjalankan konstitusi. Ahok tegas menolak jika ada sebagian kalangan yang menghalanginya menjalankan tugasnya itu.
"Saya tegaskan sekali lagi, siapapun melawan konstitusi di Republik ini, akan kami lawan karena saya disumpah untuk menegakkan konstitusi," Ahok menegaskan.
Ahok sempat memberi saran terkait cara yang lebih elok digunakan untuk menunjukkan penolakan terhadap dirinya. Cara itu, bukan melakukan penolakan secara fisik seperti yang hendak dilakukan sebagian kalangan yang mengatasnamakan 'Forum Kecamatan Jatinegara'.
Ahok menantang mereka yang melakukan penolakan terhadapnya untuk menghadirkan kandidat calon Gubernur DKI tandingan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017. Mereka yang melakukan penolakan, kata Ahok, juga sebaiknya tidak memilihnya di Pilkada yang akan dilaksanakan pada tanggal 15 Februari 2017.
"Kalau enggak suka dengan saya sebagai Gubernur, silakan kirim calon lawan saya pada 15 Februari 2017. Jangan pilih saya lagi pada 2017 nanti," ujar Ahok.
Diberitakan sebelumnya, 'Forum Kecamatan Jatinegara' yang koordinatornya Ketua Rukun Warga (RW) 02 Bali Mester H. Anas, menyebarkan undangan penolakan kedatangan Ahok di Cibesel sejak Senin, 22 Agustus 2016. Ahok diaggap Gubernur arogan, sombong, tukang gusur, dan penindas rakyat.
Adanya ancaman keamanan membuat pihak keamanan menyiagakan tak kurang dari 660 personil gabungan yang terdiri dari unsur kepolisian, Tentara Nasional Indonesia (TNI), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI, serta Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI. Meski diwarnai ancaman keamanan, acara peresmian RPTRA tetap berlangsung lancar. (ase)