Ahok Minta PDIP Berikan Djarot dan Bergabung dengan 3 Partai
- VIVA.co.id/M. Ali. Wafa
VIVA.co.id – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, dirinya telah meminta izin kepada Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk berpasangan sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI dengan wakilnya saat ini, Djarot Saiful Hidayat, di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017.
Ahok, sapaan akrab Basuki, merasa cocok dengan Djarot yang telah menjadi wakilnya selama hampir dua tahun, untuk kembali menjadi kepala pemerintahan di Jakarta pada periode 2017 - 2022.
"Saya merasa sama Pak Djarot paling cocok," ujar Ahok di Pusat Industri Kecil (PIK) Pulogadung, Jakarta Timur, Jum'at, 19 Agustus 2016.
Namun, Ahok menyadari Megawati tidak akan begitu saja menyerahkan salah satu kader terbaiknya, Djarot, untuk berpasangan dengannya yang hingga saat ini memiliki kemungkinan diusung tiga partai politik, Nasdem, Hanura, dan Golkar di Pilkada.
Maka, Ahok sekaligus menawari PDI Perjuangan bergabung membentuk koalisi kuat dengan tiga partai politik.
"Saya datang kepada mereka (DPP PDI Perjuangan), sampaikan pada mereka, 'boleh enggak Djarot ikut saya?' Kalau boleh, kita gabung, empat partai," ujar Ahok.
Ahok mengatakan, pihak DPP tidak langsung memberi jawaban. Menurut para petinggi PDI Perjuangan, PDI Perjuangan bersikeras menempuh mekanisme sebelum memutuskan sikap terkait Pilkada DKI.
Namun, Ahok kembali menyampaikan, menurutnya, Megawati sendiri secara pribadi mendukung duet Ahok-Djarot di Pilkada DKI. Ahok mengatakan, sama dengan dirinya, Mega menilai Ahok-Djarot adalah pasangan yang tepat untuk menjadi pemimpin Jakarta.
"Secara pribadi Bu Mega katakan kami (saya) sama Pak Djarot cocok," ujar Ahok.