Ahli Kejiwaan Tak Bisa Ungkap Emosional Jessica di CCTV
- VIVA.co.id/ Foe Peace Simbolon
VIVA.co.id – Dokter Natalia Widiasih, ahli kejiwaan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo yang dihadirkan dalam sidang ke-13 dalam kasus pembunuhan Mirna Salihin, tidak dapat memastikan soal kejiwaan dan mental emosional terdakwa Jessica berdasarkan rekaman CCTV di Kafe Olivier.
"Saat kejadian perkara tidak tampak. Apakah emosi stabil terlihat di CCTV. Itu agak sulit buat kami secara kejiwaaan lihat dari CCTV," kata Natalia Widiasih di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis, 18 Agustus 2016.
Selain karena rekaman CCTV yang terlalu jauh, soal persaaan Jessica di lokasi kejadian harus ditanyakan langsung dan tidak bisa hanya dilihat apalagi dari CCTV.
"Jessica memang terlihat tenang dan itu perlu dieksplorasi lebih jauh. Kalau kejadian yang sudah diprediksi harusnya memang tenang. Perlu ada ahli lain yang menilai, wajah atau mimik," katanya.
Jaksa penuntut kembali menanyakan mengenai keanehan dan kejaganggalan Jessica saat kematian Mirna atau saat Mirna sekarat di Kafe Olivier. Bila kematian Mirna tidak dapat diprediksi, harusnya ekspresi Jessica sangat kuat.
"Itu kita anggapan inkonsisten yang harus didalami. Tampilan itu berbeda juga saat Jessica tahu soal masa penahanannya diperpanjang. Wajahnya sedih dan kerutan wajahnya berbeda," katanya.
Seperti diketahui, Jessica menjalani pemeriksaan kejiwaan di Departemen Kejiwaan RSCM selama lima hari, yakni dari 11 Februari hingga 16 Februari 2016.
"Kami menilai dengan teknik wawancara terstruktur, kita juga melakukan observasi status psikologi seseorang," kata Natalia.
Natalia menuturkan, pemeriksaan kejiwaan Jessica berlangsung sejak pukul 09.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB, dalam setiap harinya. Hasilnya, Jessica dinyatakan tidak mengalami gangguan jiwa.