Ahok: Tak Bermaksud Buat Risma Kecil, Semua Framing Media
- VIVA.co.id/Deta Ardian
VIVA.co.id – Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama perang pernyataan dengan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini terkait tata kelola kota mereka. Banyak pihak yang mengaitkan aksi saling sindir ini sebagai pertarungan awal, sebelum keduanya benar-benar bertemu di Pilkada DKI 2017.
Ahok yang ditemui di Balai Kota Jakarta, membantah pernyataannya pada Kamis kemarin, 11 Agustus 2016, bermaksud meremehkan keberhasilan Risma menata Kota Surabaya. Padahal, tidak sedikit orang menyampaikan kalau Risma terbilang sukses menata Surabaya.
Menurut Ahok, apa yang dibaca publik adalah hasil dari framing (pembingkaian berita) yang dilakukan media. Pernyataannya yang mengomentari perbedaan kondisi trotoar di Kota Jakarta dan Kota Surabaya, seolah menjadi meremehkan peran Risma menata Surabaya.
"Ini kan gara-gara dia (wartawan) tanya, bagaimana kalau Bu Risma ikut (Pemilihan Kepala Daerah DKI 2017), kemudian dia mempertontonkan kondisi trotoar dan tamannya yang baik," ujar Ahok di Balai Kota DKI, Jumat 12 Agustus 2016.
Ahok mengklarifikasi maksud pernyataannya. Menurutnya, jika Risma maju di Pilkada DKI, Risma bisa menjadikan keberhasilannya menata taman dan trotoar di Surabaya sebagai prestasi yang bisa ditawarkan kepada warga Jakarta.
Sementara itu, dia selaku kepala daerah petahana, juga bisa menjadikan hal yang dianggapnya prestasi, seperti menata sungai dan mengurangi banjir, untuk ditawarkan kepada warga Jakarta. Ahok menegaskan, dia sama sekali tak bermaksud membuat Risma naik pitam.
"Bukan saya mau mengecilkan Ibu Risma, apalagi mau menyakiti orang Surabaya," ujar Ahok.
Sebagai informasi, Ahok kemarin menyampaikan bahwa menurutnya, keberhasilan Risma menata kota Surabaya, tidak bisa dibandingkan dengan kinerjanya menata Jakarta. Dia mengatakan, administrasi pemerintahan di Surabaya, layaknya satu kota madya di Jakarta Selatan.
Ahok juga membuat perbandingan, tata Kota Surabaya dan Jakarta Pusat. Menurutnya, hal itu lebih tepat dijadikan bahan perbandingan. Dia mengatakan, Jakarta Pusat, tak kalah tertata dengan Surabaya.
"Kalau kamu lihat Jakarta Pusat, menurut kamu, kalau di tengah kota ini bagus enggak? Ya bagus. Cuma di sini doang," ujar Ahok.
Mendengar pernyataan Ahok, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini pun meradang. Menurut Risma, pernyataan Ahok itu sama sekali tidak berdasarkan data.
"Sebetulnya, kalau Jakarta dibagi enam, luas Jakarta Selatan itu hanya 120 kilometer persegi, sedangkan Surabaya mencapai 376 kilometer persegi," kata Risma di Balai Kota Surabaya, Kamis malam 11 Agustus 2016.
Tidak hanya itu, Risma menganggap, tugas Ahok lebih ringan karena dibantu dengan lima orang wali kota, dan satu orang bupati. "Lah, aku hanya wali kota sendiri, anggarannya juga kecil, yaitu Rp7,9 triliun, sedangkan Jakarta sampai Rp64 triliun," ujar Risma.
“Fakta ini harus kusampaikan. Itu orang sombong. Warga Surabaya bisa marah dihina begitu. Aku kalau ngomong, ya berbasis data," tambahnya.
Risma menyarankan, Ahok agar tak terus menerus menyerang Surabaya. Sebab, hal itu justru akan menimbulkan perpecahan di antara anak bangsa. (asp)