Pengacara Jessica Ingin Rekaman CCTV Diuji Pakar Asing

VIVA.co.id - Ketua tim kuasa hukum Jessica Kumala Wongso, Otto Hasibuan, menilai rekaman video Closed Circuit Television (CCTV) Kafe Olivier yang diputar oleh saksi ahli Digital Forensik Mabes Polri Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Muhammad Nuh Al Azhar hari ini dimanipulasi oleh seseorang.

"Siapa tahu disana ada orang yang berbuat? Jangan-jangan ada yang nakal. Menaruh atau mengedit karena dia ambil yang di flash disk (FD) kan. Nah jadi kenapa enggak dari DVR aja langsung," ujar Otto di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu, 10 Agustus 2016.

Maka dari itu, pihaknya tidak bisa mempercayai begitu saja apa yang ditunjukkan dalam rekaman tersebut hari ini.

"Baik ada editing maupun tidak kan gitu. Dalam keraguan ini apakah bisa kita pakai? Kalau anda saja ragu, gimana. Barang bukti itu kan harus original, kalau bisa apa bedanya sama fotocopy  ya kan? Apalagi kalau diambil dari sumber yang tidak jelas," kata dia.

Bahkan, Otto meminta rekaman tersebut untuk dianalisisnya dengan menggunakan bantuan oleh ahli dari luar negeri seperti Inggris atau Singapura. Tapi, hal itu itu tak bisa dilakukannya lantaran rekaman tidak diberikan.

"Kalau barang itu (rekaman CCTV)  diberikan ke saya, kan saya bisa bawa ke London, Singapura, supaya fair. Nah kalau saya enggak diberikan kan bisa saja dimainkan sama dia. Kalau dikasihkan saya juga bisa kasih ahli biar fairnest. Jadi kalau mau fair ya kasih barang itu dan saya periksa. Dia yang punya, ya suka-suka dia," jelasnya.

Terakhir, ia menegaskan, akan percaya bila proses zoom in dan zoom out analisisnya dilakukan langsung di depan persidangan.

"Kalau yang asli digedein langsung didepan kita, itu baru kita percaya. Ini kan sudah ditransfer, yang ditransfer yang mana ini kita enggak tahu. Dia kan enggak ambil dari DVR-nya. Dia tadi bilang kan ada DVR ada hardisk. Padahal dia bilang kan harus dari DVR nya. Sementara dia analisis dari FD yang enggak tahu dari mana asalnya," kata dia menyudahi.

(ren)