Ahok Pasrah Jika Ada Partai Pendukungnya Berkhianat
- ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
VIVA.co.id - Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok enggan memusingkan jika ada salah satu partai pendukungnya di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2016 yang mencabut dukungan.
Jika memang hal itu terjadi, Ahok mengaku hanya akan pasrah batal berlaga di Pilkada, karena masa pendaftaran bagi calon perorangan telah berakhir.
Hal itu disampaikan Ahok, terkait adanya gejolak internal di Partai Golkar, di mana sebagian kader partai berlambang pohon beringin itu menolak mendukung Ahok.
"Iya, enggak ikut (Pilgub 2017) dong. Bagaimana mau ikut? Mau koalisi dari mana? Teman Ahok sudah lewat," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Rabu, 10 Agustus 2016.
Menurut Ahok, awalnya dia dan Teman Ahok, sebutan untuk jaringan relawan pendukungnya, memang berencana maju secara perorangan. Namun, di tengah perjalanan pengumpulan satu juta dukungan foto kopi KTP, muncul dukungan partai politik dari partai Nasdem, Hanura dan Golkar.
Atas dasar itu, Ahok dan Teman Ahok mengaku menaruh kepercayaan ketiga partai tersebut untuk maju melalui jalur partai politik. Kursi DPRD ketiganya berjumlah 24 kursi, lebih dari cukup untuk mengusung pasangan calon, dari syarat minimal yang ditetapkan KPU, yaitu 22 kursi.
"Kalau mereka mengingkari kepercayaan yang kami berikan ya sudah berarti kita sial aja ditipu partai kan, tapi kalau politik kan jangka panjang kaya maraton dan maraton lagi," ujarnya menambahkan.
Karena ketiga partai telah menyatakan dukungan, Ahok yakin tidak akan dikhianati salah satu partai tersebut.
"Kamu mendukung ya kita respect (menghormati) sama-sama kasih Anda kehormatan, sama-sama kita menghargai tapi kalau dia batalin ya saya kira partai masa mau menodai dia, kalau sampai mau nekat juga ya silakan saja."
(mus)
Ahok Bingung Harus Ketemu Megawati Berapa Kali Agar Diusung
"Dari dulu juga sudah ketemu"
