IPW Minta Cerita Freddy Budiman Ditindaklanjuti
Sabtu, 30 Juli 2016 - 17:23 WIB
Sumber :
- tvOne/ Robbi Sofwan Amin
VIVA.co.id
- Gembong narkoba, Freddy Budiman yang telah dieksekusi mati di Nusa Kambangan, Cilacap, Jawa Tengah, Jumat 29 Juli 2016, sempat bercerita kepada Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Pidana Kekerasan (KontraS), Haris Azhar terkait adanya oknum aparat dan pejabat yang ikut bermain dalam bisnis narkoba miliknya.
Melalui tulisan berjudul 'Cerita Busuk Seorang Bandit'. Haris mengungkap cerita Freddy tentang adanya oknum pejabat dan aparat di Kepolisian, TNI, dan BNN yang ikut menikmati bisnis haram Freddy Budiman.
Menanggapi cerita tersebut, Indonesia Police Watch (IPW) meminta apa yang dikatakan Freedy harus ditindak lanjuti dan tidak didiamkan.
"BIN (Badan Intelejen Negara), BNN (Badan Narkotika Nasiona), Intelkam dan Bareskrim Mabes Polri harus bekerja keras untuk mengungkap kebenaran pernyataan Freddy itu," kata Ketua Presidium IPW, Neta S. Pane kepada VIVA.co.id, Sabtu 30 Juli 2016.
Dia menyebut, jika benar semua pihak yang disebut Freddy terlibat dalam bisnis narkoba maka harus segera diproses hukum, bahkan harus juga dihukum mati.
"BIN, BNN, dan Polri tidak boleh mendiamkan kasus ini. Sebab ini sebuah kejahatan terselubung yang luar biasa dan bagian dari aksi mafia narkoba yang sangat meresahkan masyarakat," katanya.
Untuk itu, BIN, BNN dan Polri harus segera mengumumkan kepada publik apa yang sudah mereka lakukan untuk membongkar mafia narkoba yang sudah diungkap Freddy ini.
"Ungkap kepada publik, kalau memang ada dimana saja jaringannya dan siapa saja pejabat yang sudah menjadi bagian dari mafia melakukan aksi membantu para bandar narkoba sehingga masyarakat bisa terhindar dari tipu daya para pejabat yang bersekutu dengan mafia narkoba itu," ujarnya.
Dengan makin menggilanya bisnis narkoba di Indonesia, Neta menuturkan, menjadi satu indikasi bahwa apa yang dikatakan freddy menjadi benar adanya.
"Fakta ini menunjukkan betapa mengerikannya dan luar biasanya narkoba menghancurkan bangsa ini karena oknum-oknum pejabat yang tidak bermoral menjadi orang kuat di balik bisnis narkoba," katanya.
"BIN (Badan Intelejen Negara), BNN (Badan Narkotika Nasiona), Intelkam dan Bareskrim Mabes Polri harus bekerja keras untuk mengungkap kebenaran pernyataan Freddy itu," kata Ketua Presidium IPW, Neta S. Pane kepada VIVA.co.id, Sabtu 30 Juli 2016.
Dia menyebut, jika benar semua pihak yang disebut Freddy terlibat dalam bisnis narkoba maka harus segera diproses hukum, bahkan harus juga dihukum mati.
"BIN, BNN, dan Polri tidak boleh mendiamkan kasus ini. Sebab ini sebuah kejahatan terselubung yang luar biasa dan bagian dari aksi mafia narkoba yang sangat meresahkan masyarakat," katanya.
Untuk itu, BIN, BNN dan Polri harus segera mengumumkan kepada publik apa yang sudah mereka lakukan untuk membongkar mafia narkoba yang sudah diungkap Freddy ini.
"Ungkap kepada publik, kalau memang ada dimana saja jaringannya dan siapa saja pejabat yang sudah menjadi bagian dari mafia melakukan aksi membantu para bandar narkoba sehingga masyarakat bisa terhindar dari tipu daya para pejabat yang bersekutu dengan mafia narkoba itu," ujarnya.
Dengan makin menggilanya bisnis narkoba di Indonesia, Neta menuturkan, menjadi satu indikasi bahwa apa yang dikatakan freddy menjadi benar adanya.
"Fakta ini menunjukkan betapa mengerikannya dan luar biasanya narkoba menghancurkan bangsa ini karena oknum-oknum pejabat yang tidak bermoral menjadi orang kuat di balik bisnis narkoba," katanya.
Baca Juga :
Ketua IPW Neta S Pane Meninggal Dunia
Sebelum meninggal dunia, Neta S Pane dinyatakan positif COVID-19 dan diawta di UCU RS Mitra Bekasi Jawa Barat sejak Sabtu.
VIVA.co.id
16 Juni 2021
Baca Juga :