Gerindra Mau Koalisi Jika PDIP Tak Dukung Ahok
- Fajar GM
VIVA.co.id – Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) DKI, Mohamad Taufik, mengatakan partainya tetap membuka kemungkinan berkoalisi dengan partai lain untuk berpartisipasi di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017. Gerindra hingga saat ini baru secara resmi menyatakan telah berkoalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Taufik mengatakan, partainya bersedia berkoalisi lagi dengan partai politik manapun. Asal, partai politik itu bukan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Partai Nasdem, dan Partai Golongan Karya (Golkar). Ketiga partai itu telah menyatakan mendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai kandidat calon Gubernur DKI.
"Selain Hanura, Golkar, Nasdem, kita ke sana (berkoalisi)," ujar Taufik, Kamis 28 Juli 2016.
Taufik mengatakan, partainya juga membuka kemungkinan berkoalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Bersama PKS, Gerindra dan PDI-P bisa membentuk koalisi kuat dengan jumlah 53 kursi di DPRD DKI (11 kursi PKS, 15 kursi Gerindra, dan 28 kursi PDI-P).
Namun, lagi-lagi Taufik menyatakan, Partai Gerindra hanya bersepakat untuk berkoalisi dengan PDI-P jika sikap yang diambil PDI-P adalah tidak mendukung Ahok. "Kalau PDI-P mendukung Ahok, enggak mungkin (berkoalisi) sama Gerindra," ujar Taufik.
Taufik pun menyatakan Partai Gerindra akan melakukan pengumuman pengusungan kandidat calon Gubernur di Pilkada DKI 2017 pada akhir bulan Juli 2016 atau awal bulan Agustus 2016. Pengumuman akan dilakukan langsung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Adapun kandidat yang memiliki kemungkinan dinyatakan untuk diusung yakni, Sjaffrie Sjamsuddin dan Sandiaga Uno.
Taufik mengatakan, selain memiliki kemungkinan diusung, ketiganya adalah kandidat yang memiliki kemungkinan memenangkan Pilkada dan menjadi Gubernur. "Tiga-tiganya sama, punya peluang diusung dan bisa menang," ujar Taufik.
(ren)