Demokrat Sangat Mungkin Merapat ke Ahok
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA.co.id – Ketua Komisi Pemenangan Pemilu Dewan Pimpinan Pusat (KPP DPP) Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono yang biasa disapa Ibas, mengatakan soal kemungkinan Partai Demokrat dalam mendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017.
"Demokrat hingga saat ini, belum menentukan pilihannya. Masih harus mendalami dan mengkaji usulan-usulan dari bawah, dari DKI sendiri, dan dalam proses demokrasi," kata Ibas di Gedung DPR, Jakarta, Kamis 28 Juli 2016.
Ibas mengatakan, di Pilkada DKI, Partai Demokrat mau tak mau harus berkoalisi. Pilihan untuk berkoalisi menjadi langkah yang realistis. Berbeda dengan lima tahun lalu, saat Demokrat memiliki kesempatan mengusung langsung calonnya.
"Hari ini kenyataannya Demokrat membutuhkan teman koalisi dan membutuhkan konstelasi politik yang terjadi di DKI, termasuk memikirkan nama-nama yang terbaik," kata Ibas.
Ia mengatakan, segala skenario yang dibuat Partai Demokrat dalam membaca konstalasi politik DKI Jakarta, sangat mungkin terjadi. Contohnya skenario head to head dengan Ahok maupun skenario calon lebih dari dua pasangan calon.
"Kalau Pak Ahok tak jadi calon independen, partai pengusung berkurang. Tidak ada kompetitor lainnya. Semuanya mungkin terjadi (Demokrat dukung Ahok)," kata Ibas.
Ibas mengatakan, jika Ahok merelakan dirinya mendaftar ke Partai Demokrat maka bisa diproses. Ia sendiri mengaku mengenal Ahok secara pribadi. Tetapi, ia masih ingin membaca dinamika yang terjadi di masyarakat.
Ia mengatakan, yang jelas konsistensi politik sangat penting. Karena itu, menurutnya, Ahok harus bisa menjelaskan kenapa meninggalkan Teman Ahok yang ia sebut sudah berdarah-darah mengumpulkan KTP.
"Berjuang siang malam. Apalagi, dikatakan benar-benar sukarela. Tanpa bantuan sedikit pun dari bersangkutan. Harus dijawab di depan publik juga," kata Ibas.
Menurut Ibas, saat ini, Partai Demokrat sudah membangun komunikasi dengan partai politik untuk Pilkada DKI Jakarta. Sehingga, saat ini Partai Demokrat hanya tinggal menunggu waktu yang tepat.
"Nanti, tinggal diperbandingkan saja visi-misinya program-programnya, komitmennya, dan keinginannya, termasuk bagaimana mencintai rakyat DKI Jakarta," kata Ibas. (asp)