Figur Nasionalis Religius Cocok Tandingi Ahok

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok
Sumber :
  • VIVA/Adin Lubis

VIVA.co.id – Ketua umum Persaudaraan Muslim Indonesia (Parmusi) Usamah Hisyam menyebut figur bakal calon gubernur sebagai penantang bakal calon petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok harus memiliki sifat nasionalis religius.Menurut dia, figur dengan karakteristik  tersebut akan dapat diterima semua pihak.

Tren Anjlok, Ahok Bisa Tersingkir di Putaran Pertama

Selain itu, sosok tersebut juga harus mempunyai jaringan yang luas, mempunyai kemampuan dan kapabilitas yang mumpuni, serta kharismatik.

"Kita harus cari figur yang nasionalis dan religius. Religius bukan pada ucapannya, tapi perilakunya. Yang punya jaringan multidimensional, tegas, dan good looking, atau kharismatik," kata ketum Parmusi Usamah Hisyam saat menjadi narasumber di acara seminar “Strategi Memenangkan Gubernur-Wakil Gubernur Muslim Pada Pilkada Propinsi DKI Jakarta 2017, Gedung Balimuda Center, Jalan Mampang Prapatan XIV, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kamis, 21 Juli 2016.

Empat Hal Ini Penyebab Ahok Kalah di DKI Versi LSI

Dia menilai dengan belum pastinya bakal calon yang akan menjadi calon membuat banyak umat muslim belum bisa mensosialisasikan secara masif kepada masyarakat. Namun dia meyakini bisa menang, jika tekad dan tujuan sama dengan satu persepsi untuk mengalahkan Ahok.

"Kalau ingin memenangkan kandidat kita. Hari ini sudah 21 Juli, sedangkan pendaftaran sampai 19 September. Masih dua bulan lagi. Tapi belum ada nama, sehingga belum bisa disosialisasikan secara masif," ujarnya.

PAN: Ada Calon yang Lebih Hebat dari Ahok

Menurut dia, Mengumumkan calon Gubernur dari muslim yang akan diusung nantinya tidak mesti harus menunggu Partai Politik terlebih dahulu mengumumkan. "Harusnya sebelum ini, tidak harus menunggu partai politik (menentukan calon). Ini lah daulah yang harus dilakukan kan. Karena ini jihad fisabilillah," ujarnya.

Dia meyakini bisa mengalahkan Ahok jika semua satu persepsi dan satu tujuan untuk memenangkan kandidat yang selain Ahok,  namun ia mensyaratkan kandidat tersebut tetap harus  Muslim. Hal itu, kata dia, mengacu kepada pengalamannya sebagai tim bersama tim lainnya yang berhasil memenangkan SBY pada Pilpres 2004.

"Pertama, dikembangkan manajemen isu. Pertama diperkenalkan sosok pak SBY secara masif dan yang ketiga, ketika itu saya sampaikan ke pak SBY kita harus membangun jaringan struktural sampai ke desa-desa dan membentuk relwan-relawan," ucapnya.

Dia juga menegaskan, tujuan dari kajian itu untuk melahirkan calon Gubernur DKI Jakarta yang akan mengalahkan Ahok pada Pilkada DKI 2017.

"Tujuan kita melahirkan pemimpin muslim yang mengalahkan Ahok. Siapun calon yang diputuskan oleh saudara-saudara, itu yang kita dukung," ungkapnya.

Selain itu, mereka berencana akan datang ramai-ramai kerumah bakal calon Gubernur yang tengah di jaring Majelis Pelayan Jakarta (MPJ) untuk mendukung. Setelah mengerucut kepada satu nama, semua akan sepakat bahu membahu mendukung. Bahkan mereka berencana memasang puluhan ribu spanduk dukungan.

"Kita besok datang rame-rame, ribuan orang kita datangi kandidat kita. Setelah itu kita pasang spanduk dan sebarkan di medsos," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya