Ahok Ungkap Penyebab Naiknya Kemiskinan di Jakarta
- VIVA.co.id/M. Ali. Wafa
VIVA.co.id – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengakui tingginya angka kemiskinan di Jakarta. Kenaikan angka kemiskinan tahun ini disebabkan faktor inflasi dan merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika.
"Memang, pasti meningkat (kemiskinan). Karena begitu US Dolar naik, enggak ada inflasi pun penghasilan pasti turun," ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta, Selasa, 19 Juli 2016.
Merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar, kata Ahok, secara tidak langsung menurunkan pendapatan masyarakat. Sebab, pendapatan di RI berpatokan sistem rupiah. Sementara arus masuk dan keluar barang atau proses ekspor dan impor menggunakan dolar.
"Saya dulu waktu kerja, gaji saya waktu itu Rp2.000 per dolar dan waktu itu gaji saya Rp10 juta. Wah saya dibanding teman orang Singapura, saya merasa gagah tuh. Kenapa? Rp10 juta kayak 5.000 dolar, sementara waktu itu dia cuma 2.000 dolar. Namun, tejadi krismon di mana 1 dolar jadi Rp10.000-13.000," kata Ahok memberi contoh.
Sementara itu, terkait dengan upaya pengentasan kemiskinan, Ahok menyebut akan memberikan subsidi dalam bidang transportasi, perumahan, pendidikan dan kesehatan.
"Karena faktor yang menyebabkan kemiskinan itu adalah transportasi, perumahan, termasuk pendidikan dan kesehatan, termasuk lokasi kerja dan tempa usaha," kata dia..
Seperti diketahui, Badan Pusat Provinsi (BPS) DKI Jakarta merilis peningkatan jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta sebesar 0,14 poin, atau sebanyak 15.630 orang, Senin, 18 Juli 2016, kemarin. Bila jumlah penduduk miskin pada bulan September 2015 mencapai 368.670 orang atau 3,61 persen dari total jumlah penduduk di DKI Jakarta, maka pada bulan Maret 2016, jumlah penduduk miskin meningkat menjadi 384.300 orangatau 3,75 persen.