Rumah Sakit Harapan Bunda Gaduh, Orangtua Buru Manajemen
- VIVA.co.id / Anwar Sadat
VIVA.co.id – Rumah Sakit Harapan Bunda masih dipenuhi orangtua yang anaknya menjadi korban vaksin palsu, Senin, 18 Juli 2016. Mereka tetap menuntut tanggung jawab dari rumah sakit yang diduga telah memberikan vaksin palsu selama 13 tahun atau sejak 2003.
Para orangtua yang hari ini meminta kejelasan soal kasus vaksin palsu merasa kesal dan kecewa. Suasana di rumah sakit itu bahkan kembali memanas. Apalagi, mereka merasa tidak mendapat akses untuk menemui pejabat di rumah sakit tersebut.
Para orangtua menuntut naik ke lantai dua rumah sakit untuk menemui pihak manajemen. Mereka sempat berdiskusi dengan petugas Kepolisian yang melakukan pengamanan. Namun, diskusi warga dengan Kepala Polsek Ciracas, Komisaris Tuti Aini berlangsung alot dan tidak menghasilkan kesepakatan.
"Pilihan cuma dua, Ibu bisa menghadirkan mereka ke sini untuk beri penjelasan atau kami naik ke atas," teriak salah satu orangtua di Rumah Sakit Harapan Bunda, Jakarta Timur.
Para orangtua kembali berjalan mengelilingi rumah sakit untuk menemui pejabat rumah sakit. Polisi mengikuti sambil mengawal. Namun, semua pintu akses untuk naik ke lantai atas tertutup. Kondisi ini membuat orangtua korban makin kesal.
"Ini perlakuan yang tidak benar. Kami mencari orang yang bertanggungjawab, tapi semua akses ditutup, lift ditutup, pintu ditutup, tangga ditutup, enggak benar ini," teriak mereka.
Sementara itu, beberapa petugas keamanan rumah sakit kewalahan menghadapi warga. Beberapa dari mereka bahkan ada yang dibawa paksa oleh sejumlah orangtua dan diminta untuk membuka pintu yang menjadi akses menuju lantai 2, tempat kantor manajemen rumah sakit
"Panggil manajemen kamu, panggil," ujar salah satu orangtua anak. (ase)