Vaksin Palsu di RS Harapan Bunda Dijual dari Perawat
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA.co.id – Perwakilan orang tua korban pengguna vaksin palsu sempat bertemu dengan manajemen Rumah Sakit (RS) Harapan Bunda, Kramat Jati, Jakarta Timur. Pertemuan ini terjadi setelah sempat terjadi kericuhan.
Erlis (36 tahun), salah satu perwakilan orang tua mengatakan, pihak rumah sakit menyatakan vaksin yang diberikan melalui perawat merupakan vaksin palsu.
"Dia bilang vaksin palsu itu yang hanya dibayar sama perawat," kata Erlis di RS Harapan Bunda, Jakarta Timur, Jumat 15 Juli 2016.
Dia menambahkan, pihak RS Harapan Bunda juga menjelaskan kalau vaksin palsu itu hanya terjadi pada periode Maret-Juni 2016. Kata dia, pihak RS Harapan Bunda juga menyatakan, vaksin palsu hanya berefek samping membuat anak jadi demam.
"Efek sampingnya kata dia cuma panas. Makanya saya minta garansi (jaminan) itu," kata Erlis.
Dengan pernyataan itu, lanjut Erlis, artinya anaknya ikut menjadi korban menerima vaksin palsu. Sebab anak keduanya dua bulan lalu menerima vaksin di rumah sakit tersebut dengan cara membelinya melalui jalur perawat lantaran stok vaksin saat itu dinyatakan habis oleh perawat itu.
"Saya enggak curiga awalnya karena dipikir rumah sakit stoknya kosong, dan katanya di rumah sakit lain juga kosong. Saya percaya saja orang dokter kok (yang kasih vaksin). Enggak mungkin saya enggak percaya," kata Erlis.
Pihak RS Harapan Bunda, lanjut dia, juga menjanjikan akan memberikan keterangan tertulis kepada warga yang meminta penjelasan pukul 13.00 WIB.
"Jaminan ada surat pernyataan secara tertulis di atas materai, tapi dia (pihak RS) sedang buat konsep," kata Erlis.
Sebelumnya Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam rapat dengan Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Kamis 14 Juli lalu membeberkan nama 14 RS yang menggunakan vaksin palsu. RS Harapan Bunda, Kramat Jati, Jakarta Timur, merupakan satu dari 14 RS yang dikatakan menggunakan vaksin palsu itu.
(ren)