Ahok Yakin Waduk Pluit Disabotase
- VIVA.co.id / Danar Dono
VIVA.co.id – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yakin, tindakan sabotase terhadap infrastruktur penanggulangan banjir Waduk Pluit di Jakarta Utara kembali terjadi.
Ahok, sapaan Basuki, menyatakan kecurigaannya terjadi sabotase karena yang mengalami kerusakan kali ini adalah kabel yang menghubungkan empat mesin pompa dengan trafo.
Perbaikan kerusakan harus dilakukan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI. Hal itu membuat tindakan perbaikan tidak bisa dilakukan segera, namun menunggu APBD Perubahan DKI 2016 disahkan.
Sementara sejak 2 Maret 2016, Ahok mengubah prosedur tetap (protap) pembukaan pintu air Manggarai, yang memiliki fungsi mencegah kawasan Jakarta Pusat tergenang. "Jadi memang maunya apa? Jadi kalau laut lagi pasang, air kiriman dari Bogor banyak, kamu buka pintu (Pintu Air Manggarai), tenggelam Istana," ujar Ahok di Balai Kota DKI, Kamis, 14 Juli 2016.
Ahok mengatakan, tidak berfungsi optimalnya Waduk Pluit ditambah limpahan air yang besar yang melalui Pintu Air Manggarai, akan membuat aliran air meluap dalam perjalanan ke Waduk Pluit.
Sementara, bila Pintu Air Manggarai ditutup, air akan mengalir ke Kanal Banjir Barat (KBB). Hal itu, dikombinasikan tingginya air laut dan banjir kiriman dari Bogor, membuat kawasan tersebut menjadi lokasi yang berpotensi terendam banjir.
"Kalau pompa rusak, pasti disuruh ditutup (limpahan air ke) Waduk Pluit. Kalau ditutup, sama lagi mau nenggelemin barat (wilayah barat Jakarta). Ini namanya sabotase halus bahasanya," ujar Ahok.
Pada 2015, Ahok juga menuding sabotase dilakukan terhadap gardu yang mengirimkan aliran listrik ke mesin pompa di Waduk Pluit, yang berfungsi membuang limpahan air yang tertampung ke laut.