Ricuh Jakmania, Rekaman CCTV Sulit Ungkap Pengeroyok Polisi
- ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
VIVA.co.id – Aparat kepolisian masih memburu pelaku pengeroyokan terhadap Brigadir Hanafi, anggota Polda Metro Jaya, dalam bentrokan antara The Jakmania, kelompok suporter Persija, dengan polisi di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, 24 Juni 2016.
Kepala Subdit Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Polisi Hendy F Kurniawan mengatakan, untuk mengungkap siapa pelakunya, aparat kepolisian bergantung kepada keterangan saksi kunci.
Saksi kunci itu diperlukan karena bukti visual dari closed circuit television (CCTV) sulit untuk menjadi petunjuk. "Terlalu jauh rekaman kamera CCTV-nya," kata Hendy, di Jakarta, Selasa, 12 Juli 2016.
Namun, kata Hendy, rekaman CCTV tetap diperlukan. Rekaman itu akan dipakai untuk menguatkan dan membenarkan para pelaku apabila tertangkap.
Saat ini, polisi sudah memeriksa delapan saksi yang bersama-sama ada di lokasi pengeroyokan Brigadir Hanafi di Pintu VII SUGBK. Delapan orang itu melihat dan bisa mengidentifikasi para pelaku yang mengeroyok dan menimpa tubuh Brigadir Hanafi dengan pagar besi.
Bahkan delapan saksi itu mengenali para pelaku. Sebab, mereka dari rombongan yang sama. "Itu yang sedang kami analisa. Dari keterangan itu kami pilah-pilah untuk menentukan siapa saja targetnya," ujar Hendy.
Saat ini, Hendy mengaku belum menentukan Jakmania yang jadi target operasinya. "Masih proses," ujar Hendy.
Sebelumnya, Brigadir Hanafi menjadi korban pengeroyokan saat menjaga pertandingan Persija versus Sriwijaya FC, di Stadion Utama Gelora Bung Karno, 24 Juni 2016. Akibat pengeroyokan itu, Brigadir Hanafi mengalami luka berat. Bahkan dia harus kehilangan mata kirinya akibat luka parah. (ase)