Terungkap, Penghina Jokowi Sudah 2 Kali Menculik Bocah
VIVA.co.id – Perlahan tapi pasti, sepak terjang Muhamad Arsyad alias Imen (26 tahun), pelaku penculik bocah perempuan di Kota Depok Jawa Barat, akhirnya terkuak. Arsyad ternyata telah melakukan kasus penculikan sebanyak dua kali dengan motif diduga pencabulan.
Hal itu diungkapkan Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Kota Depok, Ajun Komisaris Polisi Elly Padiansari kepada VIVA.co.id, Selasa, 12 Juli 2016.
"Iya, sekitar bulan Juni lalu yang bersangkutan juga ternyata pernah menculik anak di kawasan Tapos, Kota Depok. Modus pun sama, iming-iming jajan di mini market," kata Elly.
Korbannya, kata Elly, yaitu bocah perempuan berusia 7 tahun yang sebelumnya dilaporkan hilang oleh orangtuanya saat sedang bermain, Juni lalu.
"Sampai saat ini baru dua korban yang dia akui, namun kami akan terus mendalaminya," kata Elly.
Seperti diketahui, kepolisian telah menetapkan pria yang pernah menghina Presiden Joko Widodo itu sebagai tersangka kasus penculikan terhadap seorang bocah perempuan berinisial F, berusia 10 tahun di Depok, Jawa Barat.
Polisi pun berjanji akan memberikan sanksi tegas terhadap pemuda yang diduga memiliki seks menyimpang itu.
Aksinya terbongkar setelah tim Buru Sergap (Buser) Polres Kota Depok yang mendapat laporan anak hilang berhasil menemukan jejaknya di sebuah vila di kawasan Cisarua, Puncak Bogor.
Saat didatangi petugas, korban berinisial F, bocah perempuan berusia 10 tahun sedang histeris di dalam vila. Tak tinggal diam, petugas pun langsung melakukan penggerebekan hingga akhirnya berhasil menyelamatkan korban dan meringkus pelaku, yang saat itu baru selesai dari kamar mandi.
"Awalnya kami dapat laporan ada anak hilang. Kemudian kami lakukanlah pengembangan. Ada yang melihat jika korban di bawa ke arah Puncak," kata Kapolresta Depok, Komisaris Besar Harry Kurniawan.
Dia juga mengungkapkan, dalam aksinya pelaku mengincar korban yang saat itu sedang berada di lokasi wisata kolam renang di wilayah Cilodong, Depok.
"Di situlah pelaku merayu korban, mengajaknya jajan ke sebuah mini market. Dengan iming-iming jajanan, korbannya akhirnya mau," kata Harry.
Setelah berhasil merayu korbannya ke luar dari lokasi wisata, pelaku ternyata tidak membawanya ke mini market, melainkan ke arah Puncak, Bogor.
"Ternyata dijajaninnya di mini market di sana di Puncak. Setelah itu, si korban dibawa ke sebuah vila jam-jaman. Karena korban terus merengek (menangis), membuat curiga pihak keamanan setempat yang kemudian dikoordinasikan ke kami," kata Harry.
Dari hasil pemeriksaan sementara, polisi pun meyakini jika korban Arsyad lebih dari satu. Itu lantaran sebelumnya ada laporan serupa dengan modus yang tak jauh berbeda.
Hina Jokowi
Usut punya usut, pelaku ternyata pernah pula berurusan dengan polisi pada tahun 2014 lalu. Ia (Arsyad) dibekuk tim Bareskrim Polri lantaran menghina Presiden RI Joko Widodo dan Ketum PDIP Megawati dengan mengunggah gambar mesum.
"Iya, dia ini dulu sempat ditahan atas kasus itu pada tahun 2014. Menyebar meme porno," kata Kasat Reskrim Polres Kota Depok, Komisaris Teguh Nugroho.
Polisi pun menduga, pelaku memiliki kelainan seks yang menyimpang. Dan rencananya, penyidik akan memanggil tim psikologis untuk memeriksa kejiwaannya.
"Saat ini korbannya masih trauma. Yang jelas tersangka bakal kami jerat dengan Undang-undang Perlindungan Anak," kata Teguh. (ase)