Wagub Djarot Dapat Kejutan Usai Salat Id
- VIVA.co.id / Shintaloka Pradita Sicca
VIVA.co.id – Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, melaksanakan ibadah salat Idul Fitri di Masjid Fatahilah, kompleks Balai Kota, Rabu 6 Juli 2016. Djarot salat di masjid itu bersama keluarga dan jajaran pejabat pemerintahan provinsi DKI lainnya. Nampak juga Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta, Andri Ansyah.
Seusai salat Id yang berjalan dengan aman dan lancar, Djarot berkeliling menyalami jajaran pejabat dan jamaah lainnya. Dia menyampaikan selamat atas puasa yang telah dijalankan segenap umat muslim selama 30 hari serta memohon maaf lahir dan batin.
Di tengah kesibukannya menyalami jamaah, sebuah kue ulang tahun pun menyambut Djarot yang kini berulang tahun yang ke-54 tahun. Di hadapan para jamaah, Djarot berdoa terlebih dahulu yang dipimpin oleh Imam salat. Di dampingi oleh istri Heppy Farida, Djarot khusyuk berdoa.
Selanjutnya, Djarot meniup lilin, memotong kue ulang tahun dan tumpeng. Potongan pertama tentunya berikanan kepada istri tersayang nya. Setelah itu hampir seluruh jajaran pejabat pun mendapat potongan kue seperti Sekretaris DKI Jakarta, Saefullah.
Setelah itu dia menyampaikan harapannya kepada seluruh masyarakat untuk tidak mensia-siakan usaha baik selama bulan Ramadan terhadap lingkungan sekitar.
"Dari satu syawal ini sampai seterusnya, saya berharap masyarakat tetap konsekuen untuk melaksanakan sifat-sifat baik dan meninggalkan sifat-sifat buruk yang selama ini dengan lebih baik. Agar hidup kita punya nilai guna, bermanfaat lah," ucap dia.
Dia mengingatkan untuk jangan jadi orang yang "tomat", yaitu habis tobat kumat. Dia memberi arahan bahwa melakukan sifat lebih baik dapat dimulai segenap masyarakat dengan hal-hal sederhana, yaitu dengan bersikap tertib terhadap aturan yang sudah ada. Di antaranya tertib membuang sampah pada tempatnya, tertib hunian, dan tertib berlalu lintas.
"Dari tertib membuang sampah supaya enggak banjir. Tertib hunian, tinggalkan bantaran-bantaran sungai, pinggiran rel kereta api. Kemudian, tertib berlalu lintas. Juga, tertib menyampaikan pendapat di muka umum. Itu artinya juga tertib demo. Kita tertib juga untuk PKL (Pedagang Kaki Lima). Terutama untuk PKL," kata dia.
Dirinya mengkhawatirkan setelah lebaran usai Jakarta kedatangan para pendatang dari luar Jakarta yang ujung-ujungnya menjadi PKL yang membuat daerah Jakarta tidak tertib.
(ren)