Kritis Dipukuli Jakmania, Hanafi Sendirian di Pintu VII GBK
- ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
VIVA.co.id – Brigadir Hanafi, satu dari empat anggota kepolisian yang terluka dalam bentrok aparat keamanan dengan suporter Persija berjuluk Jakmania, masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur. Hanafi menderita luka cukup serius di bagian kepala.
Menurut Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi (Kombes) Awi Setiyono, anggota kepolisian dari satuan Brimob Polda Metro Jaya itu menjadi korban kekerasan suporter Persija, saat tengah berjaga di pintu VII, Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta.
Saat itu, di pintu VII tak ada anggota polisi lain selain Brigadir Hanafi. Ia sendirian di lokasi setelah terpisah dari teman-temannya yang sama-sama ditugaskan menjaga keamanan selama pertandingan antara Persija Jakarta dengan Sriwijaya FC berlangsung.
"Posisi korban saat itu sedang berjaga sendirian di pintu VII. Yang bersangkutan saat itu tidak sadar terpisah dengan rekan-rekannya, kemudian terjadi kericuhan di luar sehingga yang bersangkutan menjadi korban amukan massa," kata Kombes Pol Awi Setiyono, Senin, 27 Juni 2016.
Awi mengatakan, sesuai standar pelaksanaan operasi, setiap pintu masuk ke stadion GBK paling sedikit harus dijaga oleh 10 orang personel. "Setiap pintu ada 10 orang itu pun dibantu instansi terkait, termasuk satgas di GBK," ujar Awi.
Diduga kuat, pelaku pengeroyokan Brigadir Hanafi lebih dari dua orang, bukan tidak mungkin korban menjadi bulan-bulanan para pelaku. "Korban mengalami luka di bagian kepala, luka sobek, mata trauma, luka di pelipis dan tulangnya retak," kata Awi.
Seperti diketahui, suporter Persija baku hantam dengan aparat keamanan saat pertandingan lanjutan Indonesia Soccer Championship (ISC) masih berlangsung.
"Iya (terjadi bentrokan), setelah Persija kemasukan 1-0 dari Sriwijaya, ada salah satu suporter Persija masuk ke lapangan dan memicu teman-temannya memasuki lapangan sehingga pertandingan dihentikan," kata Awi.
Awi menambahkan, akibat bentrokan tersebut, dua pintu masuk Stadion Gelora Bung Karno rusak, karena dijebol suporter. "Pagar 13 dan 14 dijebol penonton," kata dia. (ase)