Aturan Ganjil Genap Dikhawatirkan Perparah Macet di Jakarta
- U-Report
VIVA.co.id – Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Danang Perikesit, memandang bahwa aturan penerapan nomor polisi (nopol) dengan sistem ganjil genap justru akan memperparah kemacetan di DKI Jakarta. Aturan yang sebentar lagi diterapkan Pemerintah DKI Jakarta ini di prediksi akan menaikkan tingkat kemacetan sekitar 20-30 persen.Â
"Pasti menaikkan kepadatan dan kemacetan sekitar 20 sampai 30 persen. karena mendorong orang mencapai tingkat okupansi (kepemilikan mobil atau motor) yang lebih tinggi, apalagi kalau dia tetap naik mobil," kata Danang usai diskusi dengan tema Transport and Mobility di Hotel Sari Pan Pacific Jakarta, Kamis 23 Juni 2016.Â
Ia memandang, kebijakan 3 in 1 justru lebih baik dibandingkan dengan sistem ganjil genap. Menurutnya, dengan sistem 3 in 1, masyarakat cenderung bisa memilih dan mengubah rute ke jalanan yang tidak menerapkan sistem 3 in 1.Â
"Kalau saya melihat di sisi kebijakan 3 in 1 lebih bagus, karena orang akan pindah rute, kalau ganjil genap ini justru perubahan perilakunya enggak ada," kata Danang.Â
Ia menjelaskan perubahan perilaku yang dimaksud adalah berubahnya pola pikir masyarakat yang ingin menggunakan alat transportasi umum dibanding alat transportasi pribadi. Ia menyebut salah satu negara yang berhasil mendorong masyarakat ke transportasi publik adalah Singapura.Â
"Kalau di Singapura itu istilahnya jangan pernah suruh naik angkutan umum jika angkutannya saja tidak beres. Jadi Indonesia harusnya memperbaiki angkutan umum lebih dahulu. Kalau Jakarta kan jaringannya sudah macet banget, macet kuadrat pangkat tiga bahkan pangkat empat," lanjut Danang.
Â
(ren)