Ahok: KPUD Bisa Buktikan Relawannya Curang atau Tidak
- Fajar GM
VIVA.co.id – Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, mengungkapkan bahwa tim relawan Teman Ahok menggunakan sistem teknologi informasi dalam kegiatan pengumpulan Kartu Tanda Penduduk (KTP).
Sistem itu akan secara otomatis mengirim pesan singkat kepada telepon seluler setiap warga DKI yang turut mengumpulkan KTP yang ditujukan untuk membantunya, memenuhi syarat pencalonan dari jalur perseorangan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017.
"Itu kan semua (warga yang mengumpulkan KTP) dikirim SMS," ujar Ahok, sapaan akrab Basuki, di kompleks DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu, 22 Juni 2016.
Maka dari itulah, Ahok mengatakan, terkait adanya klaim Teman Ahok melakukan manipulasi pengumpulan KTP, hal itu sebenarnya bisa dicegah.
Saat seorang warga, misalnya, tiba-tiba menerima SMS yang berisi ucapan terima kasih, karena dirinya turut melakukan pengumpulan KTP, maka warga harus membalas SMS itu.
Warga juga bisa menghubungi Teman Ahok untuk memprotes karena secara sepihak, dirinya diikutsertakan dalam pengumpulan KTP.
"Kalau terima SMS, mesti balas dong kalau kamu merasa enggak pernah kirim (KTP)," ujar Ahok.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah mantan relawan Teman Ahok mengungkap praktik curang yang dilakukan Teman Ahok untuk mencapai target pengumpulan satu juta KTP yang ditetapkan Ahok.
Penanggungjawab pengumpulan KTP Kelurahan Kamal, Paulus Romindo, mengatakan Teman Ahok banyak menggunakan KTP ganda untuk mencapai target.
Sementara penanggungjawab pengumpulan KTP Kelurahan Pinang Ranti Dodi Hendaryadi, mengatakan penanggungjawab kerap bertukar KTP antar wilayah agar KTP menjadi seolah-olah bertambah.
Ahok mengatakan, tindakan verifikasi faktual yang akan dilakukan KPUD DKI pada tanggal 21 Agustus 2016 hingga 3 September 2016 menurutnya akan dapat mengungkap apakah Teman Ahok memang bertindak curang demi mencapai target pengumpulan satu juta KTP seperti yang dituduhkan atau tidak.
"Makanya saya bilang itu (dugaan manipulasi KTP) butuh verifikasi," ujar Ahok.
(ren)