Relawan Teman Ahok Minta Maaf Karena Sudah Bohongi Warga
- Foe Peace
VIVA.co.id – Selain dibayar, mereka para eks relawan Teman Ahok mengaku mendapat berbagai fasilitas untuk membantu kerja mereka mengumpulkan 140 kartu tanda penduduk (KTP) setiap minggunya yang menjadi target, bila mereka ingin mendapatkan Rp500 ribu per minggu.
Fasilitas yang dimaksud seperti seragam, hingga sebuah printer bagi setiap penanggung jawab (PJ) KTP di wilayah atau kelurahan. Bahkan, bagi mereka yang bergabung sejak awal Teman Ahok dibentuk, mendapat fasilitas laptop.
"Tapi kalau sudah keluar, semua fasilitas ditarik," kata Penanggung Jawab (PJ) KTP Kelurahan Kamal, Jakarta Barat, Paulus Romindo di Restoran Dua Nyonya, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, 22 Mei 2016.
Sementara untuk koordinator posko (Korpos) mendapatkan fasilitas telepon genggam. Di seluruh DKI Jakarta, ada sebanyak 19 koordinator pos. Mereka membawahi 5-10 tim pengumpul KTP, dan bila tim mereka mencapai target pengumpulan KTP, maka koordinator pos bisa mendapat honor sampai Rp10 juta.
"Kami kerja seperti perusahaan, karyawan dengan perusahaan, ada kontrak, ada honor, ada target. Bicara keuangan, ada yang kuning dan hijau kwitansinya, kami ada bukti kwitansi," katanya.
Paulus menegaskan, apa yang disampaikan para pendiri Teman Ahok tidak semuanya benar. Karena itu, dia secara pribadi minta maaf kepada warga Jakarta. Bahwa kerja Taman Ahok yang selama ini diketahui sebagai kerja sukarela, ternyata mendapat gaji.
"Saya minta maaf pada warga DKI, atas informasi yang enggak semuanya benar dari mantan kami di Pejaten, kami pengurus di tingkat bawah, kami dikontrak, ada surat kerja (SK), kami tidak gratis, kami dibayar," katanya.