Dua Suara Detak Jantung di Misteri Hilangnya Bayi Kembar

Hasil Ultrasonografi atau USG Raudiah Elva Ningsih dari RSUD Budhi Asih.
Sumber :
  • Anwar Sadat

VIVA.co.id – Hingga saat ini, kasus dugaan hilangnya satu dari dua bayi kembar, putri ibu bernama Raudiah Elva Ningsih usai menjalani persalinan di Rumah Sakit Harapan Jayakarta (RSHJ), Cakung, Jakarta Timur, masih menjadi misteri yang belum terpecahkan.

Mpok Alpa Melahirkan Bayi Kembar, Diberi Nama Raffi Ahmad dan Raffa Ahmad

Dalam perjalanan kasus ini, pihak RSHJ telah membantah dan menyatakan, hanya satu bayi yang dilahirkan Raudiah dalam operasi sesar di rumah sakit itu.

Namun, Dinas Kesehatan DKI Jakarta dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jakarta Timur menyebut, tak mungkin hasil Ultrasonografi (USG) yang menyatakan bayi dalam kondisi kembar, salah atau tidak akurat.

Pemerintah Korea Beri Hadiah Rp1,9 Miliar untuk Pasangan yang Lahirkan Anak Kembar Lima

Terkait tidak adanya kepastian dalam kasus ini, Raudiah kembali angkat bicara, dan menceritakan apa yang dia alami selama mengandung dua bayi kembar.

Dalam perbincangan dengan VIVA.co.id di Kantor Polres Metro Jakarta Timur, Senin, 20 Juni 2016, Raudih menuturkan, sebelum memutuskan untuk melakukan persalinan di RSHJ. Dia dan suaminya telah melakukan USG, untuk memastikan kondisi kandungan.

UNICEF Kecam Keras Serangan Udara Israel Tewaskan Bayi Kembar dan Ibunya di Gaza

Raudiah memeriksa kandungannya ke dua tempat, yakni Puskesmas Jatipadang, Pasar Minggu dan Rumah Sakit Budi Asih, dari kedua tempat itu, berdasarkan hasil USG, dipastikan secara positif, Raudiah mengandung dua bayi atau kembar alias gemili.

Bahkan, secara langsung, Raudiah juga dapat merasakan ada dua kehidupan bayi di dalam rahimnya. "Kemudian pas usia tujuh minggu juga saya rasakan seperti ada dua bayi di perut saya," katanya.

Pertanda lain bahwa dia mengandung bayi kembar ialah, Raudiah merasakan sesak yang luar biasa di rahimnya. Rasa sesak itu tak pernah dirasakannya meski dia sudah delapan kali mengandung.

"Sampai saya tidak bisa tidur terlentang dan miring. Karena kalau saya tidur miring ke kiri, saya rasa nyeri dan janin saya goyang. Begitu juga kalau saya tidur miring ke kanan. Sampai saya akhirnya mesti tidur duduk selama dua bulan," ujar Raudiah.

Bahkan, saat mengetahui dirinya mengandung bayi kembar, Raudiah dan suaminya sempat mendengar dua detak jantung dari dua janin kembar yang tengah ia kandung.

"Detak jantungnya ada dua, semua pemeriksaan medis menunjukkan kalau saya mengandung dua bayi," katanya.

Menurut Raudiah, saat memeriksakan kehamilannya di Puskesmas dan RSU Budi Asih. Dokter memastikan, kedua bayi dalam kandungannya dalam kondisi sehat.

"Menurut dokter kondisinya sehat. Itu sebelum bersalin di usia 31 minggu, kalau enggak salah tanggal 22 Maret 2016. Sedangkan di Puskesmas dalam usia 24 minggu kalau enggak salah bulan Januari. Engak detail dijelaskan tapi hasil USG itu juga gemeli," katanya.

Menurut Raudiah, dia mulai menjalani perawatan sebelum bersalin di RSHJ sejak 7 Mei 2016. Sedangkan proses persalinan baru dilakukan besoknya, 8 Mei 2016, melalui operasi sesar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya