Sandiaga: Ahok Masih Bisa Digeser
VIVA.co.id – Bakal calon gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, menanggapi hasil survei Pilkada DKI Jakarta 2017 oleh Manilka Research and Consulting. Dalam survei bulan Juni 2016 itu, Sandiaga tidak mendapatkan hasil survei yang memuaskan.
Popularitas Sandiaga Uno dalam survei Manilka sekitar 37 persen. Sedangkan untuk survei elektabilitas top of mind, Sandiaga hanya mendapatkan 2,5 persen. Sandiaga melihat hasil survei tersebut sebagai cambuk agar lebih kerja keras lagi meningkatkan elektabilitas dan popularitasnya di masyarakat.
"Kalau dilihat dari hasilnya, harusnya saya enggak ada di ruangan sini. Saya harusnya aktif di lapangan, karena hanya 37 persen yang kenal dengan sosok Sandiaga. Ini cambuk buat saya agar lebih kerja keras lagi," kata Sandiaga di Hotel Cemara, Jalan KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Minggu 19 Juni 2016.
Sandiaga berniat maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 nanti. Sandiaga sudah mendaftar di beberapa partai seperti PDI-P, Gerindra, Demokrat dan PKB. Saat ini baru Gerindra yang memasukkan nama Sandiaga untuk dipertimbangkan menjadi cagub. Sementara partai lain masih dalam proses penjaringan.
"Yang sudah menjalin komunikasi dan saya sudah mengikuti fit and proper tes adalah PDIP, Demokrat, PKB. Lalu sudah ada pembicaraan intensif dengan PKS, PPP baru mengundang, kami baru mengambil formulir. Jadi total dengan Gerindra sudah ada enam partai yang aktif berbicara dengan kami," ucapnya.
Dia pun mengaku telah melakukan komunikasi yang intensif dan sudah melakukan fit and proper test di DPD PDIP. "Sangat intensif, sudah melalui fit and proper di DPD, menjawab 600 pertanyaan, kuesioner, psikotes selama satu hari penuh. Karena prosesnya kredibel, saya yakin hasilnya juga kredibel," ujarnya.
Dia pun menuturkan, keenam partai yang sudah melakukan komunikasi dengan dirinya sangat serius. "Saya rasa keenamnya serius. Gerindra sendiri akan mengambil keputusan pada akhir bulan. Sekitar Lebaran. Jadi diharapkan Gerindra bisa melahirkan satu calon yang bisa menjahit koalisi ke beberapa partai," katanya.
Melihat elektabilitasnya yang belum mampu menyaingi calon petahana Basuki Tjahaja Purnama, dia mengaku optimis.
"Saya cukup optimis, jadi saya ikhlas maju. Saya ingin membangun Jakarta, ingin menangkap aspirasi rakyat. Karena pemilu periode 2017 ini rakyat sudah terlihat juga dari survei ini. Bahwa mayoritas menginginkan pemimpin baru. Bagaimana pun juga diputar, dilihat dari alternatif Pak Basuki sendiri belum bisa mencapai single majority. Jelas bahwa rakyat Jakarta menginginkan pemimpin yang baru," katanya.