Ahok Singgung Lagi Praktik Curang Pejabat DKI

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (kedua dari kanan) di Balai Kota
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fajar Ginanjar Mukti

VIVA.co.id – Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, mengungkapkan, di masa lalu, praktik suap di kalangan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pemerintah Provinsi DKI untuk meraih jabatan, lazim terjadi. Bahkan sudah lazim terjadi ada bawahan yang menyogok pimpinannya.

PNS yang bersangkutan menyogok atasannya agar memberikan rekomendasi untuk dipromosikan. PNS yang menyogok kemudian dilantik menjadi pejabat karena satuan kerja yang mengurus rotasi jabatan PNS juga menerima uang suap.

"Ini saya bukan ngarang. Ini ada Bu Merry (Kepala Inspektorat DKI Merry Erna Hani). Masih ada setor menyetor ya Bu Merry? Kumpulin duit. Untuk jadi Seko (Sekretaris Kota), Walikota, Camat, atau apa," ujar Ahok, sapaan akrab Basuki, saat menyampaikan arahan dalam pelantikan pejabat di lantai dasar Gedung Blok G Balai Kota DKI, Jumat 17 Juni 2016.

Ahok mengatakan, di bawah kepemimpinannya, ia memastikan mekanisme curang untuk meraih jabatan itu tidak kembali terjadi. Dengan dasar hukum Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 yang turut ia susun saat menjadi anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, seorang pejabat dipilih berdasarkan hasil seleksi.

Mekanisme itu ia pastikan akan terus diberlakukan. Provinsi DKI, bahkan dijadikan model agar mekanisme yang sama diberlakukan di seluruh Indonesia. PNS menjadi tak ubahnya pegawai profesional yang meraih jabatan karena memiliki kemampuan dan berprestasi.

"Apa yang kita lakukan ini revolusi mental. Kita dicontoh secara nasional," ujar Ahok.

Ahok meminta para PNS tidak berharap mekanisme itu tidak akan diberlakukan saat dirinya menjadi Gubernur. Meski baru diberlakukan, penerapan mekanisme telah dikaji saat Gubernur DKI adalah Joko Widodo.

Karena akan diberlakukan secara nasional, Jokowi mendukung juga mekanisme itu. Untuk selamanya, setiap PNS di Indonesia dipastikan tidak berbeda dengan pegawai swasta profesional. Tidak akan ada lagi PNS yang meraih jabatannya dengan cara menyogok.

Jika Cuti, Ahok Sebut Pengesahan APBD Akan Molor

"Kalau bapak ibu berpikir 'ah enggak lama lagi kok, Gubernur yang sekarang enggak jadi Gubernur lagi'. Saya sampaikan, masih ada Gubernur DKI lagi. Dia baru berhenti bulan Oktober 2019. Namanya Joko Widodo. Jadi kalau saya berhenti bulan Oktober 2017, Gubernur asli itu berhenti bulan Oktober 2019. Cuma, beliau merangkap jadi Presiden," ujar Ahok.

(ren)

Kubu Sandiaga Uno Minta Nusron Wahid Jangan Makan Gaji Buta
Bakal calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Agus Harimuti Yudhoyono dan Sylviana Murni, seusai menjalani tes kesehatan di RSAL Dr Mintohardjo di Jakarta pada Sabtu pagi, 24 September 2016.

Ahok Pagi ini Puasa Ngomong, Agus Yudhoyono Tegang

Anies Baswedan dan Sandiaga Uno dijadwalkan tes kesehatan pada siang.

img_title
VIVA.co.id
24 September 2016