Merasa Ditantang, Ahok Usir Seorang Wartawan dari Kantornya

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama .
Sumber :
  • Fajar GM - VIVA.co.id

VIVA.co.id – Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, tiba-tiba kembali keluar dari ruangannya untuk menemui para wartawan yang telah menyelesaikan sesi wawancara pagi dengan dirinya.

VIDEO: Detik-detik Ahok Marahi Wartawan

Ahok, sapaan akrab Basuki, menunjuk-nunjuk seorang wartawan media online. Wartawan itu tidak ingin namanya ditulis.

Ahok meminta wartawan dari media yang tergolong baru itu untuk tidak pernah lagi mengikuti sesi wawancara yang khusus disediakan secara pribadi oleh dirinya untuk wartawan yang biasa meliput di Balai Kota DKI.

Lulung Sayangkan Sikap Ahok Usir Wartawan

"Saya tidak ada kewajiban menjawab pertanyaan Anda sebetulnya. Saya tegaskan itu. Bolak-balik ngadu domba. Pokoknya enggak boleh masuk sini lagi (ruangan pendopo Balai Kota). Enggak boleh wawancara," ujar Ahok, Kamis, 16 Juni 2016.

Ahok mengatakan hal tersebut dengan nada tenang. Namun sangat tegas. Ia kemudian masuk lagi ke ruang kerja yang telah sempat dimasukinya.

Bekasi Jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Gratis

Sebelumnya, Ahok yang juga telah meradang, baru saja memberi klarifikasi tentang adanya tuduhan dari anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Junimart Girsang yang menyebut adanya pengalihan dana kontribusi tambahan pengembang reklamasi ke Teman Ahok, komunitas relawan pendukungnya.

Menurut Junimart, alih-alih digunakan untuk membangun infrastruktur penanggulangan banjir di daratan, dana Rp30 miliar disebut diberikan ke Teman Ahok untuk membiayai gerakan pengumpulan Kartu Tanda Penduduk (KTP) DKI agar Ahok bisa maju dari jalur perseorangan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017.

Ahok dengan keras membantah tuduhan itu. Ia mengatakan, sejak terjun ke dunia politik, ia mengusung jargon 'politisi bersih'. Ahok mengatakan sebagai politisi yang konsisten mendorong diterapkannya pembuktian harta terbalik pejabat penyelenggara negara seperti diamanatkan Undang-undang Nomor 7 Tahun 2006 yang merupakan bentuk ratifikasi dari hasil konvensi Perserikatan Bangsa Bangsa tentang perlawanan terhadap tindak korupsi.

"Saya berani agar harta saya diperiksa. Biaya hidup saya juga. Saya berani dorong pembuktian harta terbalik pejabat. Saya berani katakan, kalau pejabat enggak bisa buktikan harta dari mana, enggak boleh jadi pejabat. Pejabat sekelas saya ngomong konsisten dari saya menjadi anggota DPRD (Kabupaten Belitung Timur), Bupati, sampai saya jadi anggota DPR RI, sampai sekarang (menjadi Gubernur)," ujar Ahok.

Ahok menganggap, adanya isu pengalihan dana kontribusi tambahan untuk pemerintah menjadi biaya operasional Teman Ahok sekadar isu baru yang dihembuskan lawan politiknya. Isu dirinya terkait kasus korupsi dalam pembelian sebagian lahan Rumah Sakit Sumber Waras, tumbang setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan tidak menemukan adanya tindakan melanggar hukum.

"Ini bisa jadi permainan politik. (Kasus) Sumber Waras sudah gagal," ujar Ahok.

Wartawan yang tertarik dengan pernyataan Ahok yang menyebut dirinya adalah pejabat antikorupsi, merasa penasaran. Ia bertanya apakah Ahok mengetahui juga ada pejabat lain selain dirinya yang memiliki sikap serupa terkait pemberantasan korupsi. "Jadi enggak ada pejabat sehebat bapak?" ujar wartawan itu.

Namun, karena nada pertanyaan terdengar menantang, emosi Ahok terpancing. Ahok mengira wartawan meragukan integritasnya.

"Anda kan menuduh saya tidak jujur. Lalu saya tanya, kalau kamu tidak jujur, berani enggak nantang satu republik ini seperti ini (menantang pejabat melakukan pembuktian harta terbalik). Itu yang saya bilang, enggak usah dipelintir, di-spin," ujar Ahok.

Ahok kemudian bertanya untuk media apa wartawan yang bersangkutan bekerja. Saat wartawan itu menyebut nama media yang memang belum cukup dikenal di masyarakat, Ahok segera meminta wartawan itu untuk tidak turut mewawancarainya lagi.

"Makanya lain kali enggak usah masuk sini lagi! Enggak jelas kalau begitu. Saya tegasin. Kamu juga enggak usah nekan-nekan saya dengan media. Saya enggak pernah takut," ujar Ahok.

Dikonfirmasi setelah peristiwa ini, wartawan yang bersangkutan kembali menegaskan sekadar ingin Ahok menyebut pejabat lain yang ia anggap memiliki visi sama dalam pemberantasan korupsi. Wartawan itu tidak memiliki niat menyinggung Ahok dengan pertanyaannya. "Maksud saya, ada tidak pejabat lain yang sama seperti Ahok?" ujar dia.

Yusril Ihza Mahendra

Nasehat Yusril ke Ahok Agar Tak Usir Wartawan Lagi

"Balai Kota kan milik rakyat semuanya, jadi enggak bisa di usir."

img_title
VIVA.co.id
17 Juni 2016